Awali Pekan BI Rate dan Risalah The Fed, Gerak Rupiah Terbatas
Tim Riset Bloomberg Technoz
20 May 2024 07:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah mengawali pekan yang pendek ini, Senin (20/5/2024), diperkirakan masih akan terbatas, masih menghadapi tekanan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar AS yang menguat di kisaran terbatas mungkin akan sedikit membatasi ruang gerak mata uang yang menjadi lawannya, termasuk rupiah.
Sinyal pergerakan terbatas rupiah terlihat di pasar offshore pagi ini di mana kontrak NDF USD/IDR bergerak di kisaran Rp15.966/US$, setelah pekan lalu ditutup lebih lemah. Level itu tidak terlalu jauh dari posisi penutupan rupiah di pasar spot pekan lalu di Rp15.955/US$. Indeks dolar AS bergerak menguat tipis pagi ini di kisaran 104,47.
Para pelaku pasar hari ini menanti rilis data Neraca Pembayaran RI yang akan memberikan gambaran lebih banyak tentang kondisi Transaksi Berjalan Indonesia sebagai situasi terakhir fundamental rupiah. Pekan ini, pelaku pasar juga menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu siang nanti.
Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg sampai hari ini, memperkirakan BI masih akan mempertahankan lagi bunga acuan BI rate di 6,25%. Sementara Transaksi Berjalan diprediksi mencatat defisit US$1,8 miliar pada kuartal 1-2024, lebih besar dibanding defisit kuartal sebelumnya US$1,3 miliar.
Dari pasar global, pemodal menunggu beberapa rilis penting dari AS seperti data pengajuan kredit perumahan, data penjualan rumah kemudian yang sangat ditunggu adalah rilis risalah rapat Federal Reserve pada Rabu, disusul oleh data klaim tunjangan pengangguran, lalu data industri manufkatur AS S&P Global PMI, juga data penjualan rumah rumah. Dari kawasan Asia, pasar menunggu pengumuman bunga acuan China pagi ini.