Beberapa risiko yang membuat jaringan Starlink tidak stabil adalah kepadatan area. Saat Anda berlokasi di antara gedung-gedung tinggi, lantai beton, atau bahkan pohon rindang, menyebabkan lemah sinyal. Antena yang pengguna pasang di darat memang mempersyaratkan open space atau minim rintangan.
Kapasitas yang Terbatas
Layanan internet termasuk berbasis satelit juga memiliki maksimal kapasitas. Jika pemakaian dalam kurun waktu tertentu telah melebihi kuota maka besar peluang kecepatan internet menjadi melambat atau bahkan tidak dapat dipakai. Pada bagian lain, Starlink kerap mengklaim pemakaiannnya tanpa batas kuota.
Kapasitas juga akan habis tersedot jika semakin banyak pemakaian atau bertambahnya jumlah perangkat yang terhubung. Namun begitu, jangkauan luas dari jaringan internet satelit tetap menjadi keunggulan dibandingkan provider dengan teknologi fiber optic. Sisi positif lain adalah layanan internet cepat karena satelit orbit rendah memungkinan koneksi menjadi konsisten.
Jika Rusak, Jadi Puing Sampah di Antariksa
Teknologi yang dirancang Starlink punya risiko bertabrakan apalagi saat target satelit terus bertambah. Jika jumlahnya semakin besar beberapa pemerhati lingkungan menjadi khawatir puing–puing di luar antariksa.
Kritikus mengingatkan orbit akan menjadi penuh sesak dengan ribuan LEO mengudara—juga bisa saling menabrak. Per 2019 SpaceX telah meluncurkan 180 satelit LEO ke antariksa dan terus melonjak hingga lebih dari 3.000, menurut Scientific American. Target para insinyur di Starlink dapat membangun 12.000 satelit.
Sederhanaya, semakin banyak benda yang mengorbit berarti, pada akhirnya, akan ada lebih banyak sampah antariksa.
Tarif Paket Mahal
Untuk sebuah layanan internet, Starlink masuk kategori lebih mahal. Beberapa provider yang memanfaatkan jaringan broadband. Harga berlangganan mulai Rp750.000 dan Anda harus membeli perangkat ‘Starlink Kit’ Rp7,8 juta.
Paket berlangganan bisa lebih mahal saat Anda memilih kapasitas lebih besar di paket personal, atau bahkan paket bisnis yang bisa dibawa mobilitas. Pada paket tersebut harga berlangganan mulai Rp4,34 juta per bulan.
Segala poin kelemahan yang telah disebutkan mayoritas masih dalam skala potensi namun penting untuk menjadi perhatian Starlink, atau buat Anda.
Efek Mengganggu Ilmuwan Bekerja
Bahkan saat satelit pun masih beroperasi, perangkat ini akan menjadi pengganggu para ilmuwan atau peneliti luar antariksa. Pengamatan langit, bintang, dan aktivitas Matahari, atau planet di tata surya akan terhalang oleh terangnya Starlink. Komunikasi radio dari satelit milik Starlink juga dapat menghambat banyak instrumen astronomi radio yang sensitif, dimana membutuhkan langit yang sangat "tenang" untuk mendengarkan alam semesta yang jauh.
Hal ini tidak berlaku khusus untuk Starlink, beberapa pesaingnya seperti Amazon, Starnet/GW, dan OneWeb juga memiliki target 'mega-konstelasi' yang sama, menghadirkan satelit secara mandiri.
(red/frg)