Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Ke depan, seperti apakah prospek harga si batu hitam?
Pada Kamis (16/5/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini dihargai US$ 143,75/ton. Naik 1,6% dibandingkan hari sebelumnya.
Kini harga batu bara sudah naik 2 hari beruntun. Selama 2 hari tersebut, harga terangkat 2,2%.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara masih turun 0,14% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 3,05%.
Sentimen positif bagi harga batu bara datang dari Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam ternyata masih sulit lepas dari ‘candu’ batu bara.
Sepanjang Januari-April, pembangkitan listrik dengan batu bara di AS tercatat 8,3 juta MWh. Turun 2,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menjadi yang terendah selama 4 tahun terakhir, mengutip catatan LSEG.
Akan tetapi, porsi batu bara dalam bauran energi (energy mix) mencapai 15,6%. Angka ini masih di atas sumber energi terbarukan.
Ditambah lagi, pembangkitan listrik dengan batu bara biasanya bertambah pada periode sekarang hingga September karena peningkatan permintaan saat musim panas.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara bertahan di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 86,52.
RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang berada di posisi bullish. Namun perlu diingat, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal jenuh beli (overbought).
Posisi overbought juga terkonfirmasi dari indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah maksimal, sangat jenuh beli.
Oleh karena itu, harga batu bara menjadi rentan terkoreksi. Target support terdekat adalah US$ 138/ton. Jika tertembus, maka US$ 134/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat ada di US$ 146/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga batu bara naik menuju US$ 154/ton.
(aji)