Logo Bloomberg Technoz

Pasar Sedang Goyang, 'Parkir' di Mana Biar Duit Tak Hilang?

Redaksi
17 May 2024 10:00

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketidakpastian pasar global terutama disetir oleh sentimen arah kebijakan bunga Federal Reserve (The Fed) telah memicu ayunan gerak harga aset-aset di pasar keuangan yang seringkali ekstrem dan bikin para investor gelisah.

Ini juga yang terlihat pekan ini di mana pasar terungkit euforia beli pasca dua data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dilansir memberi harapan lebih besar akan prospek penurunan bunga The Fed tahun ini. Namun, data yang dovish seperti 'dimentahkan' oleh pernyataan-pernyataan bernada hawkish dari pejabat-pejabat The Fed yang seperti berupaya menetralisir euforia pelaku pasar. 

Alhasil, setelah menyaksikan reli harga pada Rabu dan Kamis, gerak pasar pada perdagangan hari terakhir pekan ini, Jumat (17/5/2024), sepertinya akan kembali tertekan aksi jual meski mungkin relatif terbatas sejalan dengan kempisnya ekspektasi terhadap pemangkasan bunga acuan The Fed tahun ini dari dua kali menjadi sekali saja.

Bagi pelaku pasar atau investor pasar domestik, 'pemandangan' yang dihadapi bahkan mungkin lebih mengkhawatirkan. Kejatuhan harga saham-saham bluechip mulai dari saham perbankan kakap sampai perusahaan-perusahaan yang notabene selama ini dikenal sebagai saham pilihan para investor jangka panjang dan investor asing, seperti ASII dan terakhir SMGR ikut pula jatuh harganya.

Naik turun harga sejatinya memang hal biasa di perdagangan yang banyak disetir oleh berbagai sentimen. Menjadi hal yang wajar bila investor pun gamang memutuskan ketika harga aset yang ia pegang terus meluncur turun: lebih baik cutloss agar kerugian terhenti, semakin banyak berbelanja memanfaatkan harga diskon (averaging down) atau tidak melakukan apa-apa sambil berharap harga bisa kembali pulih sesuai fundamental di masa depan?