“Informasi yang ada mengindikasikan butuh waktu lama untuk mendapatkan keyakinan (penurunan suku bunga). Mempertahankan posisi restriktif lebih lama adalah langkah yang pruden,” tegas Loretta Mester, Gubernur The Fed Cleveland, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Sementara Gubernur The Fed New York John Williams menyatakan dirinya belum melihat alasan untuk mengubah suku bunga untuk saat ini. Dalam wawancara bersama Reuters, Williams menegaskan perlu bank sentral perlu mendapatkan keyakinan bahwa inflasi benar-benar mengarah ke target 2%.
“Saya tidak memperkirakan untuk mendapat keyakinan bahwa inflasi menuju 2% dalam waktu dekat,” tuturnya.
Sementara Gubernur The Fed Richmond Richard Barkin mengatakan inflasi perlu turun lebih lanjut untuk menuju target bank sentral. “Untuk menuju (target) 2%, saya rasa butuh waktu sedikit lebih lama,” ujarnya kepada CNBC.
Saat ini, Federal Funds Rate berada di 5,25-5,5%. Ini adalah yang tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
Pernyataan dari para pejabat The Fed tersebut menjadi beban harga emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sudah masuk zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,63. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 52,4. Berada di area beli (long), tetapi masih cenderung netral.
Oleh karena itu, sepertinya harga emas hanya bisa bergerak di rentang sempit. Target resisten terdekat ada di US$ 2.378-2.382/troy ons. Sedangkan target support adalah US$ 2.376-2.362/troy ons.
(aji)