Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) oleh pemberi kerja kepada karyawan, baik dari pemerintah kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) ataupun perusahaan swasta, dinilai tidak akan banyak mendongkrak pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan aktivitas ekonomi masyarakat selama Lebaran 2023 masih cenderung lemah akibat beberapa faktor.

Faktor pertama, menurutnya, tingkat produksi manufaktur dan industri akan menurun lantaran adanya kebijakan penambahan hari cuti bersama yang telah memangkas jumlah hari produktif.

"Hari kerja yang lebih sedikit karena libur Idul Fitri yang lebih panjang akan menyebabkan aktivitas manufaktur & bisnis yang rendah," kata Satria, Rabu (29/3/2023).

Faktor kedua yakni kenaikan harga bahan pangan, terutama beras, yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan harga pangan diperkirakan bisa menahan masyarakat untuk berbelanja barang kebutuhan lain.

Ia menyebut, kenaikkan harga BBM beberapa waktu terakhir juga akan mendorong masyarakat memangkas pengeluaran kebutuhan sekunder lainnya.

"Biaya bahan bakar dan transportasi yang tinggi membuat kegiatan mudik jadi lebih mahal dibandingkan tahun 2022, sehingga memaksa konsumen memangkas pengeluaran untuk kebutuhan lainnya," kata Satria.

Tingginya harga beberapa komoditas pangan juga memengaruhi. Daya beli masyarakat akan semakin melemah,  hingga memperkecil keterjangkauan mereka pada pangan, terutama mereka yang tergolong berpenghasilan rendah.

Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi, kestabilan harga bukan lagi menjadi satu-satunya yang menentukan keterjangkauan masyarakat terhadap pangan. Pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli.
 
Data Food Monitor dari CIPS menunjukkan, tren peningkatan harga di tingkat konsumen selama satu tahun terakhir terjadi pada komoditas jagung, beras (medium II) dan kedelai impor.

Pada periode Januari 2022 hingga Januari 2023, peningkatan harga terbesar terjadi pada komoditas kedelai impor dengan peningkatan sebesar 22,95%.

(evs/wep)

No more pages