Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) anjlok di tengah kesepakatan rencana penjajakan penggabungan usaha atau merger, usai pemegang saham pengendali keduanya menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang bersifat tidak mengikat dalam aksi korporasi ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham EXCL ambrol 200 poin atau anjlok mencapai 7,75% ke level Rp2.380/saham pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2024).

Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp137,4 miliar yang didominasi aksi jual setelah sebanyak 56,88 juta saham ditransaksikan. Adapun frekuensi yang terjadi sejumlah 8.297 kali.

Penutupan Saham EXCL pada Kamis 16 Mei 2024 (Bloomberg)

Saham EXCL hanya sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp2.540/saham. Sedang level terendah saham EXCL ada di Rp2.350/saham.

Tanda-tanda pelemahan harga saham EXCL sudah terlihat sejak pagi tadi, ketika saham XL Axiata dibuka melemah lebih dari 1% ke level Rp2.540/saham, dibandingkan harga penutupan kemarin di Rp2.580/saham.

Depresiasi semakin dalam jelang penutupan Sesi II perdagangan, hingga sempat anjlok 8%.

Amblesnya laju harga saham yang digenggam pengendali Axiata Group Berhad., ini bahkan sampai membuatnya masuk jajaran top losers di dalam jajaran saham-saham unggulan LQ45. Sekaligus menjadi yang paling anjlok dibandingkan dengan saham sejenis di industrinya.

Sedangkan, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), ditutup stagnan dan flat di level Rp50/saham. Padahal pagi tadi sempat diperdagangkan hingga ke level Rp53/saham.

Adapun nilai transaksi saham FREN menyentuh Rp12,45 miliar saham usai sebanyak 247,79 juta saham ditransaksikan dengan frekuensi yang terjadi 1.694 kali.

Seperti diketahui, dua pemegang saham penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi, XL Axiata (EXCL) dan Smartfren Telecom (FREN), telah menyepakati penjajakan merger usaha lewat kepemilikan bersama.

Pemegang saham EXCL, Axiata Group Berhad., dan tiga pemilik saham FREN, Wahana Inti Nusantara (Pengendali), Global Nusa Data, dan Bali Media Telekomunikasi menjelaskan telah menyepakati perjanjian MoU yang tidak mengikat.

Terbaru, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Smartfren menyatakan rencananya masih dalam tahap awal proses evaluasi dan entitas gabungan direncanakan untuk dikendalikan bersama berdasarkan syarat tata kelola yang akan didiskusikan dan dirinci lebih lanjut.

“Entitas gabungan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pelanggan yang unggul dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya melalui sinergi,” mengutip manajemen, Kamis (16/5/2024).

MoU rencana konsolidasi bisnis terjadi pada 15 Mei 2024 dengan tujuan memberi manfaat bagi pemangku kepentingan dan sektor telekomunikasi dan, “Dengan lebih efektif mendukung aspirasi dan kebutuhan digital Indonesia.”

Tahapan selanjutnya atas rencana transaksi merger adalah pemenuhan uji tuntas, penandatanganan perjanjian definitif, dan persyaratan penyelesaian yang diperlukan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sementara pihak Axiata Group Berhad. menerangkan bahwa tiga perusahaan pemilik Smartfren, yaitu Sinar Mas bersamanya telah menyepakati entitas baru; MergeCo. usai kesepakatan MoU rencana merger XL dan Smartfren.

Peluang kerja sama yang lebih serius memiliki harapan bersatunya dua kekuatan, baik skala, kompetensi, keuangan, dan keahlian di bidang telekomunikasi. Axiata Group dan Sinar Mas juga akan memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo. kedepannya.

Validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MOU.

(fad)

No more pages