Logo Bloomberg Technoz

“Statusnya sebagai pemegang obligasi pemerintah terbesar memungkinkan BI untuk mengendalikan volatilitas selama kondisi pasar global yang tidak menguntungkan. Kami pikir ini merupakan perkembangan yang baik untuk pasar obligasi Indonesia,” kata Myrdal Gunarto, ahli strategi di Malayan Banking Bhd di Jakarta. 

Alat Pandemi

BI pada awalnya meningkatkan pembelian obligasi pemerintah RI untuk membantu mengatasi defisit anggaran negara selama pandemi dan memacu pertumbuhan ekonomi, serupa dengan negara-negara lain di Filipina.

Namun kebijakan tersebut kini terutama digunakan untuk menstabilkan imbal hasil obligasi guna mencegah arus keluar selama volatilitas pasar, seperti pada periode bulan lalu, ketika mata uang Asia terguncang oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga.

Kebijakan-kebijakan tersebut tampaknya berhasil. Investor asing telah membeli obligasi rupiah senilai US$230 juta pada bulan ini, sehingga membantu penguatan mata uang tersebut sebesar 2% terhadap greenback.

Imbal hasil SBN acuan tenor 10 tahun telah turun 31 basis poin karena sentimen terhadap aset-aset negara berkembang membaik menyusul data inflasi yang memunculkan kembali spekulasi penurunan suku bunga AS lebih awal.

Bank Indonesia juga baru-baru ini menggenjot penerbitan surat berharga rupiah dengan imbal hasil tinggi sebagai upaya menarik arus asing. Bank sentral kemudian menggunakan obligasi rupiah sebagai jaminan atas surat berharga tersebut.

(bbn)

No more pages