Ia menyebut, pelemahan penjualan mobil di bulan lalu, pada April 2024 juga disebabkan oleh adanya libur lebaran yang membuat hari kerja efektif berkurang dibanding bulan-bulan biasanya.
Sementara itu penjualan mobil Astra juga mengalami pelemahan di sepanjang empat bulan pertama tahun 2024 yang hanya berhasil menjual 146.570 unit, drop 20,7% yoy dengan menyusutnya penjualan pada seluruh brand.
Pada periode ini ASII juga kehilangan market share menjadi 54,5%, dibandingkan dengan pencapaiannya pada April 2023 yang menyentuh 58,8%. Penjualan wholesales pada mobil Honda juga tak luput dari pelemahan di mana pada bulan April 2024 tercatat penjualan hanya 4.611 unit saja, angka tersebut drop 56,4% mtm, dan jatuh 6,9% yoy.
“Kami melihat capaian penjualan mobil awal tahun ini terbilang cukup buruk dan belum mampu menyamai penjualan motor yang masih relatif tinggi. Menurut kami target penjualan mobil untuk FY24F dari Gaikindo di level 1,1 juta unit semakin jauh untuk diraih dimana pada empat bulan pertama tahun 2024 realisasi penjualan mobil nasional hanya tercapai 24% dari target FY24F,” jelasnya.
Dengan melemahnya raihan tersebut, Panin Sekuritas masih merekomendasikan Hold untuk saham Astra International (ASII) meski memangkas target harga saham menjadi Rp5.000/saham, dari sebelumnya Rp5.600/saham.
Dalam riset tersebut, Audrey menetapkan target harga saham ASII yang lebih rendah. Hal ini mengimplementasikan valuasi dengan Price to Earning Ratio (PER/PE Ratio) di angka 6,64x di sepanjang tahun penuh 2024.
Adapun sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), saham ASII tengah dalam tren negatif dan mengalami pelemahan mencapai 17,88% ytd.
Pada risetnya Panin Sekuritas juga menyebut, penurunan angka penjualan mobil nasional masih akan terus berlanjut seiring dari melemahnya Rupiah, serta masih tingginya suku bunga acuan yang mempengaruhi pembelian otomotif dengan skema kredit.
“Suku bunga yang tetap tinggi membuat masyarakat lebih menahan diri untuk melakukan pembelian otomotif di mana ~80% pembelian otomotif menggunakan skema kredit,” tulis riset tersebut.
Selain ASII, Panin Sekuritas merekomendasikan saham Astra Otoparts (AUTO) dengan target harga potensial dapat mencapai Rp2.600/saham. Target harga tersebut melihat existing kendaraan nasional relatif masih bertumbuh membuat kebutuhan akan suku cadang kendaraan tetap dibutuhkan walaupun penjualan mobil, atau kendaraan baru mengalami pelemahan.
Berdasarkan data Bloomberg, 23 dari 33 analis merekomendasikan Buy saham ASII. Terdapat 7 analis yang merekomendasikan Hold dan ada tiga analis merekomendasikan Sell.
Konsensus menghasilkan target harga saham ASII di level Rp5.941/saham. Target harga ini berlaku untuk 12 bulan ke depan.
Kemudian, total keseluruhan 9 analis merekomendasikan Buy untuk saham Astra Otoparts (AUTO) yang merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang produksi suku cadang otomotif.
Target harga berdasarkan konsensus ada di level Rp3.385/saham dalam 12 bulan ke depan untuk saham AUTO.
Saham otomotif selanjutnya, saham Dharma Polimetal (DRMA) yang merupakan perusahaan bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif, terutama untuk mobil juga dipandang Bullish oleh 9 analis, yang merekomendasikan Buy saham DRMA. Tidak ada satu pun analis yang merekomendasikan Hold atau pun Sell.
Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 9 analis menghasilkan target harga saham DRMA di angka Rp1.660/saham dalam 12 bulan kedepan.
“Sejalan dengan hasil tersebut kami masih melihat potensi growth seiring beroperasinya pabrik baru hingga diversifikasi produk Perusahaan,” terang Audrey.
(fad)