Logo Bloomberg Technoz

Sampai jelang sore ini, euforia pasar di pasar SBN masih berlangsung berkat sentimen global yang tengah euforia. Yield SBN 10Y, seperti terpantau di layar terminal Bloomberg, beringsut turun ke 6,934%, sedangkan tenor pendek 1Y dan 2Y turun ke 6,724% dan 6,779%. Tenor 5Y turun ke 6,874% dan tenor 15Y turun ke 6,922%. Hampir semua tenor kini ada di 6%-an, kecuali SBN 20Y yang masih di 7,035%.

Di lanskap global, yield Treasury, surat utang Amerika, semakin melandai ke 4,33% untuk tenor 10Y. Dua data yang dirilis pekan ini menjadi kabar terbaik yang didapatkan para pelaku pasar setidaknya dalam lebih sebulan terakhir.

Data inflasi harga produsen (PPI) dan inflasi harga konsumen (CPI) bulan April ditambah data pasar tenaga kerja serta penjualan ritel yang melemah di Amerika, memberikan keyakinan pada pasar bahwa disinflasi berada di jalur yang tepat sehingga menaikkan peluang penurunan bunga The Fed tahun ini.

"Kabar baiknya adalah bahwa kita akhirnya menyaksikan disinflasi di harga sewa rumah, di mana itu berada dalam jalur penurunan yang kami harapkan dan mungkin diharapkan juga oleh The Fed," kata tim ekonomi Bloomberg Economics Anna Wong, Stuart Paul dan Estelle Ou dalam catatan setelah data inflasi dirilis, tadi malam.

Investor asing kemungkinan akan kembali agresif memburu aset-aset emerging market yang lebih berisiko termasuk SBN. Namun, sinyal baru yang dilontar oleh Prabowo terkait prospek kebijakan fiskal mungkin akan menahan antusiasme asing.

Sampai perdagangan kemarin, Rabu (15/5/2024), asing mencatat net sell dua hari berturut-turut senilai total US$371,49 juta setelah pekan lalu masih net buy, seperti ditunjukkan oleh data Bloomberg.

Kepemilikan asing di SBN sampai 15 Mei lalu adalah sebesar Rp791,61 triliun, turun dibanding posisi pekan lalu sebesar Rp797,93 triliun. Berdasarkan data Bank Indonesia, sepanjang tahun ini hingga data setelmen 7 Mei lalu, asing masih membukukan posisi jual neto di SBN senilai Rp46,61 triliun di pasar SBN.

Dalam acara Qatar Economic Forum di Dubai yang diselenggarakan oleh Bloomberg, Prabowo di sesi wawancara yang dipandu oleh Haslinda Amin dari Bloomberg TV, menyatakan ia akan mendorong belanja negara lebih berani ketika anggaran negara dibatasi defisitnya maksimal 3% berdasarkan regulasi yang berlaku saat ini. 

Program makan siang gratis, yang menjadi unggulan Prabowo selama kampanye, menurutnya masih bisa dibiayai oleh APBN sembari tetap mempertahankan defisit di level 3% dengan memangkas pengeluaran atau belanja yang tidak penting.

Ketika didesak lagi oleh Haslinda Amin apakah itu berarti pemerintah akan menaikkan batas defisit ke 4% atau 5%, Prabowo menggelengkan kepala. Belanja lebih berani tidak berarti mengerek defisit dari batas 3%.

"'[Batas defisit APBN] 3% itu adalah sesuatu yang arbitrer, tidak banyak negara yang bertahan dengan itu, tapi kami memiliki tradisi menjaga pengelolaan fiskal tetap prudent. Saat ini defisit APBN kami termasuk yang paling rendah di dunia, jadi saya kira ini saatnya untuk lebih berani dalam pembelanjaan dengan good governance," kata Prabowo.

Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings menyatakan, APBN tahun depan kemungkinan akan defisit 2,9% memasukkan asumsi pembiayaan program makan siang gratis yang diprediksi membutuhkan biaya Rp450 triliun per tahun.

"Kami meyakini pemerintah baru ini nampaknya akan belanja besar-besaran karena ada sejumlah janji kampanye yang berarti pengeluaran akan lebih tinggi," kata Head of Asia-Pacific Sovereigns Thomas Rookmaaker di sela panel diskusi Indonesia and Financial Institutions Outlook di Jakarta, Rabu (15/4/2024). "Jadi kami memperkirakan defisit akan berada di 2,9% pada tahun 2025. Itu asumsi, masih ada beberapa ketidakpastian dalam hal itu," kata Thomas.

Meski mempertahankan penilaiannya untuk Indonesia dengan rating BBB, Fitch Ratings memberi peringatan terhadap beberapa hal yang layak diperhatikan, yakni berakhirnya pesta harga komoditas global yang diperkirakan berdampak cukup besar bagi prospek pendapatan Indonesia ke depan.

Lembaga keuangan internasional Asian Development Bank (ADB) menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan pemerintahan Prabowo juga akan berat untuk dicapai. “Kalau lihat kondisi seperti sekarang berat [mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dalam 2-3 tahun mendatang],” kata Ekonom Utama ADB Indonesia Arief Ramayandi saat ditemui awak media di acara ADB Economic Outlook 2024, Kamis (16/5/2024).

Namun, ia mengatakan masih terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah apabila ingin berupaya mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam dua hingga tiga tahun mendatang. “Tapi hal-hal yang bisa dilakukan dengan mendorong aktivitas sektor industri dan mendorong iklim kompetisi di indonesia membaik,” ucapnya.

-- dengan bantuan laporan Azura Yumna.

(rui/aji)

No more pages