Berdasarkan studi tersebut, Boy mengatakan, ADRO mengidentifikasi terdapat banyak produk turunan dari penghiliran batu bara yang bisa dikembangkan.
“Kita serius soalnya, tetapi ternyata turunan batu bara itu banyak. Ada macam-macam intinya, sebetulnya coal to liquid, coal to gas, atau bukan liquid atau gas tetapi jadi produk. Tetap produknya padat, tetapi bentuknya jadi pupuk atau segala macam,” ujarnya.
Di sisi lain, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan nama calon investor dari China yang berpotensi menggantikan Air Products & Chemical Inc (APCI) dari Amerika Serikat (AS) di proyek strategis gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan perseroan tengah menjajaki peluang untuk bermitra dengan East China Engineering Science and Technology Co Ltd (ECEC) untuk menggawangi proyek penghiliran batu bara menjadi DME tersebut.
“Beberapa kami lihat di China ada beberapa perusahaan yang produksi DME. Dari beberapa itu, yang serius dengan kami namanya East China Engineering and Technology, yang paling serius kami jajaki untuk DME, di samping akan bicara [nilai] keekonomiannya,” ungkapnya belum lama ini.
Dengan kata lain, Arsal memastikan megaproyek gasifikasi batu bara besutan PTBA masih berdenyut setelah mangkrak usai ditinggal investor terdahulu. APCI sebelumnya hengkang lantaran memilih untuk fokus menggarap proyek hidrogen biru di AS, setelah dijanjikan insentif menarik dari Presiden Joe Biden.
-- Dengan asistensi Pramesti Regita Cindy
(dov/wdh)