Penjualan Rumah Bisa Tersendat Gara-gara Bunga Berat
Ruisa Khoiriyah
16 May 2024 12:15
Bloomberg Technoz, Jakarta - Penjualan properti residensial, rumah tapak maupun apartemen pada tiga bulan pertama tahun ini melaju kencang, memberi sinyal awal kebangkitan sektor properti pasca gelar Pemilu dan Pilpres 2024 berakhir.
Namun, kebijakan suku bunga tinggi Bank Indonesia (BI) yang diprediksi bertahan lebih lama, mungkin akan menahan laju penjualan karena harga properti hunian yang terus meningkat dan bunga pinjaman yang mahal akan membuat konsumen berpikir ulang melakukan pembelian. Bagi pengembang, mahalnya bunga pinjaman sektor konstruksi kemungkinan juga akan membatasi pilihan pembiayaan proyek perumahan ke depan.
Tekanan daya beli yang diprediksi masih akan membebani konsumsi masyarakat di sisa tahun, terlebih bila tidak ada stimulus lanjutan yang bisa mengungkit kekuatan belanja, mungkin bakal menahan keputusan pembelian properti hunian di pasar primer. Terlebih harga rumah kemungkinan terus melaju akibat kenaikan harga bangunan dan potensi peningkatan bunga kredit sektor konstruksi pasca BI rate kembali naik.
Hasil survei properti hunian terbaru yang dilansir oleh BI hari ini, Kamis (16/5/2024), menyebutkan, penjualan properti hunian di pasar primer pada kuartal 1-2024 melonjak tajam, tumbuh 12,89% qtq, naik dibanding capaian pertumbuhan kuartal sebelumnya 2,12% quarter-to-quarter (qtq). Capaian penjualan kuartal pertama tahun ini terutama dicatat oleh rumah tipe kecil yang naik 15,3% qtq, disusul rumah tipe menengah 12,2% dan tipe besar 5,14%.
Lonjakan penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini membuat angka pertumbuhan tahunan di kuartal 1-2024 melompat naik jadi 31,16% year-on-year (yoy), jauh melampaui kuartal sebelumnya yang hanya 3,37% yoy. Penjualan rumah tipe kecil laris manis hingga naik 37,84% dan rumah tipe besar 48,51% serta rumah tipe menengah yang tumbuh 13,57%.