Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2024), dibuka menguat. Pada pukul 9.06, indeks mencatat kenaikan 46,42 poin atau setara dengan 0,65% ke level 7.226.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,67 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,13 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 81.060 kali.
Sebanyak 219 saham menguat dan 113 saham melemah. Sementara, 199 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Indeks Harga Konsumen (IHK) inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, hanya mencatat kenaikan 0,3% dari Maret bulan sebelumnya, menurut data resmi yang dirilis pada Rabu (15/5/2024). Secara tahunan, IHK melandai ke angka 3,6%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, acuan inflasi AS yang mendasari harga-harga berhasil melambat pada April untuk pertama kalinya dalam enam bulan, mengindikasikan tekanan yang terjadi mulai mereda secara bertahap dan mendukung niat Federal Reserve untuk memangkas suku bunga di tahun ini.
Para ekonom melihat ukuran inti sebagai indikator yang lebih baik dari inflasi yang mendasari daripada IHK secara keseluruhan. Ukuran tersebut hanya menguat 0,3% dari bulan sebelumnya, 0,4% dan 3,4% dari tahun lalu, 3,5%, angka Biro Statistik Tenaga Kerja.
“Data ini bisa menjadi indikasi bahwa tekanan inflasi akan mereda dan The Fed (Federal Reserve) bisa menurunkan suku bunga acuan,” tegas Phillip Streble, Chief Market Strategist di Blue Line Futures.
Pasar swap yang sebelumnya memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga acuan tahun ini, tetapi meningkat menjadi dua kali setelah data inflasi diumumkan semalam.
"Kami melihat data April konsisten dengan arah pergerakan dinamika inflasi yang– dalam konteks moderasi dalam ekonomi riil, dapat menghasilkan penurunan suku bunga pada bulan September diikuti oleh penurunan kedua pada bulan Desember," kata Krishna Guha dari Evercore.
Data Penjualan Ritel Amerika Serikat terpisah menunjukkan beberapa pelemahan dari Permintaan Konsumen yang tangguh yang telah menopang ekonomi. Adapun Penjualan Ritel di hanya meningkat 3% yoy pada April 2024, menyusul kenaikan 3,8% yang direvisi sebelumnya pada bulan Maret.
"Pasar menyukai ini," kata Gary Pzegeo dari CIBC Private Wealth US.
"Berita tentang inflasi inti lebih baik dari perkiraan. Penjualan Ritel juga menunjukkan beberapa perlambatan dari sektor konsumen yang sebelumnya panas. Secara keseluruhan, ini mendukung penurunan suku bunga The Fed pada musim gugur,” tambahnya.
(fad)