Dalam perdagangan kemarin, yield INDOGB 2Y stagnan di 7,02%, sedangkan 10Y turun 5,1 bps ke 6,98%, disusul tenor panjang 30Y stagnan di 7,01%. Adapun INDON tenor pendek 2Y masih naik 2 bps ke 5,4%, sedangkan 10Y turun 2,5 bps ke 5,27%.
Belanja APBN lebih berani
Prabowo Subianto, presiden terpilih hasil Pilpres Februari, menyatakan niatnya untuk mendorong belanja negara lebih berani ketika anggaran negara dibatasi defisitnya maksimal 3% berdasarkan regulasi yang berlaku saat ini.
Prabowo menyatakan hal itu di perhelatan Qatar Economic Forum hari ini, Rabu (15/5/2024), seperti dilansir dari Bloomberg News. Mantan Danjen Kopassus itu menyatakan, pemerintahannya yang akan diresmikan pada Oktober, akan memfokuskan anggaran negara untuk membiayai program unggulannya saat kampanye, program makan siang gratis.
Prabowo menyatakan dalam wawancara dengan Haslindo Amin dari Bloomberg TV, program makan siang gratis itu masih bisa dibiayai sembari tetap mempertahankan defisit APBN di level 3% dengan memangkas pengeluaran atau belanja yang tidak penting.
Ketika didesak lagi oleh Amin apakah itu berarti pemerintah akan menaikkan batas defisit ke 4% atau 5%, Prabowo menggelengkan kepala. Belanja lebih berani tidak berarti mengerek defisit dari batas 3%.
"'[Batas defisit APBN] 3% itu adalah sesuatu yang arbitrer, tidak banyak negara yang bertahan dengan itu, tapi kami memiliki tradisi menjaga pengelolaan fiskal tetap prudent. Saat ini defisit APBN kami termasuk yang paling rendah di dunia, jadi saya kira ini saatnya untuk lebih berani dalam pembelanjaan dengan good governance," kata Prabowo.
Prabowo sangat percaya diri bahwa perekonomian RI bisa mencetak pertumbuhan 8% dengan mudah dalam dua-tiga tahun masa pemerintahannya.
Pernyataan Prabowo terbaru ini memberi petunjuk pada pelaku pasar yang bertanya-tanya tentang bagaimana arah kebijakan fiskal pemerintahannya nanti dengan begitu banyak program berbiaya besar yang ingin ia wujudkan, seperti makan siang gratis, hingga melanjutkan kebijakan pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) yang sudah diinisiasi oleh pemerintahan Joko Widodo.
(rui/lav)