Logo Bloomberg Technoz

Sentimen Bullish Tinggi, Harga Surat Utang RI Bersiap Melesat

Ruisa Khoiriyah
16 May 2024 08:57

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar Surat Berharga Negara (SBN) bersiap tersulut sentimen bullish dari pasar global yang terpantik euforia beli pasca data inflasi Amerika Serikat (AS) memperkuat peluang penurunan bunga acuan The Fed pada semester dua tahun ini.

Pasar obligasi negara domestik sempat 'lesu darah' karena menunggu sinyal lebih kuat dari negeri paman sam ditambah kekhawatiran pelaku pasar akan adanya risiko kenaikan bunga acuan BI rate lagi tahun ini. Namun, dua data berturut-turut yang dilansir pekan ini yaitu inflasi harga produsen (PPI) dan inflasi harga konsumen (CPI) bulan April ditambah data pasar tenaga kerja serta penjualan ritel yang melemah di Amerika, memberikan keyakinan pada pasar bahwa disinflasi berada di jalur yang tepat sehingga menaikkan peluang penurunan bunga The Fed tahun ini.

Arus beli memuncak di pasar obligasi global dengan yield Treasury, surat utang AS, anjlok tajam ke 4,34%. Indeks harga obligasi global di negara maju ditutup menguat 0,55%, begitu juga indeks harga global negara berkembang yang ditutup menguat 0,71%.

Lanskap ini akan memberikan penguatan pada pasar SBN di mana yield INDOGB, SBN rupiah, tenor 10Y diperkirakan akan turun ke 6,85%-6,95%, menurut perkiraan analis Mega Capital Sekuritas. "Namun, yield 10Y INDON [SBN dolar AS], belum tentu ikut turun karena pola inverted antara 10Y dan 2Y. Menurut kami, peluang yield INDON 2Y turun lebih besar akibat pola inverted itu," kata Fixed Income and Macro Strategist Lionel Prayadi dalam catatannya pagi ini.

Sentimen bullish itu juga akan membawa rupiah menguat hari ini meninggalkan zona Rp16.000/US$. "Potensi apreasiasi rupiah membuka peluang penurunan bunga diskonto SRBI [Sertifikat Rupiah Bank Indonesia] tenor 12 bulan ke rentang 7,3%-7,4% dari tadinya 7,52%," kata Lionel.