10 Poin Kesimpulan Penting Data Inflasi AS, Memantik Euforia Beli
Ruisa Khoiriyah
16 May 2024 08:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika tadi malam telah memantik euforia pasar global di mana para pemodal kembali semangat berburu aset didukung peningkatan ekspektasi akan penurunan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS, tahun ini.
Imbal hasil Treasury, surat utang AS, anjlok hingga ke 4,32% untuk tenor 10Y diikuti penurunan yield semua tenor hingga double digit. Saham juga diburu hingga indeks di Wall Street kompak melesat hingga di atas 1%.
Pamor the greenback langsung susut dengan indeks dolar AS turun ke 104,1, memberi ruang penguatan bagi mata uang yang menjadi lawannya juga melesatkan harga aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Dalam kacamata tim ekonomi Bloomberg Economics, paparan data inflasi tadi malam memberikan kabar baik karena menjadi angka inflasi IHK terendah tahun ini. "Kabar baiknya adalah bahwa kita akhirnya menyaksikan disinflasi di harga sewa rumah, di mana itu berada dalam jalur penurunan yang kami harapkan dan mungkin diharapkan juga oleh The Fed," kata tim ekonomi Bloomberg Economics Anna Wong, Stuart Paul dan Estelle Ou dalam catatan setelah data inflasi dirilis, tadi malam.
Namun, ekonom juga memberikan catatan, masih ada sinyal-sinyal tersisa dari inflasi yang menguat di beberapa kategori. "Laporan inflasi mungkin akan menambahkan sedikit kepercayaan diri bagi The Fed tentang kemajuan disinflasi meski mungkin mereka sepertinya tidak sepercaya diri ketika akhir tahun lalu. Setidaknya, data inflasi April masih membuka peluang bagi penurunan bunga The Fed pada Juli nanti, saat ini," kata Wong.