Seperti yang diwartakan Bloomberg News, acuan inflasi AS yang mendasari harga-harga berhasil melambat pada April untuk pertama kalinya dalam enam bulan, mengindikasikan tekanan yang terjadi mulai mereda secara bertahap dan mendukung niat Federal Reserve untuk memangkas suku bunga di tahun ini.
Para ekonom melihat ukuran inti sebagai indikator yang lebih baik dari inflasi yang mendasari daripada IHK secara keseluruhan. Ukuran tersebut hanya menguat 0,3% dari bulan sebelumnya, 0,4% dan 3,4% dari tahun lalu, 3,5%, angka Biro Statistik Tenaga Kerja.
“Data ini bisa menjadi indikasi bahwa tekanan inflasi akan mereda dan The Fed (Federal Reserve) bisa menurunkan suku bunga acuan,” tegas Phillip Streble, Chief Market Strategist di Blue Line Futures.
Pasar swap yang sebelumnya memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga acuan tahun ini, tetapi meningkat menjadi dua kali setelah data inflasi diumumkan semalam.
"Kami melihat data April konsisten dengan arah pergerakan dinamika inflasi yang– dalam konteks moderasi dalam ekonomi riil, dapat menghasilkan penurunan suku bunga pada bulan September diikuti oleh penurunan kedua pada bulan Desember," kata Krishna Guha dari Evercore.
Data Penjualan Ritel Amerika Serikat terpisah menunjukkan beberapa pelemahan dari Permintaan Konsumen yang tangguh yang telah menopang ekonomi. Adapun Penjualan Ritel di hanya meningkat 3% yoy pada April 2024, menyusul kenaikan 3,8% yang direvisi sebelumnya pada bulan Maret.
"Pasar menyukai ini," kata Gary Pzegeo dari CIBC Private Wealth US.
"Berita tentang inflasi inti lebih baik dari perkiraan. Penjualan Ritel juga menunjukkan beberapa perlambatan dari sektor konsumen yang sebelumnya panas. Secara keseluruhan, ini mendukung penurunan suku bunga The Fed pada musim gugur,” tambahnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, optimisme bahwa data CPI AS diproyeksikan menunjukkan laju inflasi AS mungkin mengalami moderasi di bulan April untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir berhasil mengimbangi penilaian Gubernur Federal Reserve.
“Sentimen lain yang menopang kinerja indeks saham utama di Wall Street semalam adalah komentar yang dibuat oleh Jerome Powell pada sebuah acara di Amsterdam bahwa sangat kecil peluang bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan mereka yang akan datang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik merilis data perdagangan internasional Indonesia periode April 2024. Seperti dugaan sebelumnya, ekspor berhasil tumbuh positif.
Nilai ekspor Indonesia bulan lalu tercatat US$19,62 miliar. Menguat 1,72% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Menariknya, ini menjadi pertumbuhan positif pertama secara tahunan sejak Mei 2023 kala itu.
Adapun impor Indonesia melambat pada April. BPS mengumumkan nilai impor bulan lalu adalah US$16,06 miliar. Mencatat kenaikan 4,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,56 miliar. Lebih tinggi ketimbang perkiraan pasar sebelumnya yaitu US$ 3,15 miliar.
Neraca Perdagangan telah membukukan surplus selama 48 bulan beruntun. Kali terakhir Neraca Perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020 silam. Dalam 20 tahun, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004–Maret 2008 atau 50 bulan berturut-turut.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 1,39% ke 7.179 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu menembus MA-20.
“Selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusialnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (16/5/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, MAPA, SMRA, TINS, dan TOBA.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi uji resistance potensial menuju 7.200 di perdagangan hari ini Kamis (16/5/2024).
“IHSG berhasil ditutup rebound dan breakout MA-5 ke 7.179 (+1,35%) pada penutupan Sesi II di Rabu (15/5) kemarin. Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan potensi pelebaran positive slope dan Stochastic RSI golden cross di pivot area. Dengan demikian, IHSG berpotensi melanjutkan rebound-nya dengan uji resistance 7.250 pada Kamis (16/5),” tulisnya.
Penguatan ini sejalan dengan kenaikan ekspektasi pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga The Fed dalam FOMC September 2024. Jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools menunjukan peluang pemangkasan di September 2024 naik ke 53,3%. Kenaikan ini terjadi pasca pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell di Selasa (14/5).
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BMRI, BRIS, BBTN, MDKA, BRPT, dan AUTO.
(fad/wep)