Tak hanya itu, terdapat tiga negara penyumbang defisit pada April 2024, terdalam dengan Australia defisit US$438,5 juta, selanjutnya Brazil tercatat defisit US$388,3 juta, dan Jerman US$155,1 juta.
“Defisit terdalam yang dialami dengan Australia didorong komoditas bahan bakar mineral atau HS27, bijih logam terak dan abu HS26, dan serealia HS10,” ujarnya.
Untuk diketahui, Indonesia membukukan surplus neraca dagang pada April. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan sudah tercipta selama 48 bulan tanpa putus.
Terkait itu nilai ekspor Indonesia pada April sebesar US$ 19,62 miliar dan impor US$ 16,06 miliar. Dengan demikian, terjadi surplus neraca perdagangan sebesar US$ 3,56 miliar.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa catatan surplus beruntun itu bukanlah rekor tertinggi. Sebelumnya, sudah pernah tercipta rentetan surplus yang lebih panjang lagi.
"Berdasarkan catatan BPS, surplus terpanjang pernah terjadi 152 bulan berturut-turut pada Juni 1995-April 2008. Kemudian, pernah terjadi juga surplus beruntun tetapi hanya dalam 18 bulan pada Januari 2016-Juni 2017," ungkapnya.
(lav)