Logo Bloomberg Technoz

Karen Leigh - Bloomberg News

Bloomberg, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan anak dan remaja yang sehat mungkin tidak perlu disuntikkan vaksin Covid-19 lagi.

Mereka memperbarui panduannya tentang vaksin sebagaimana dunia tengah menyesuaikan untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut.

Sementara mereka lanjut usia dan kelompok berisiko tinggi - termasuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu - harus mendapatkan booster vaksin Covid-19 antara enam dan 12 bulan setelah suntik vaksin terakhir, kata WHO dalam pernyataan pengumuman mereka soal peta jalan vaksin untuk tahap baru pandemi.

Vaksinasi Covid -19 untuk Anak Sekolah di Rumah Sakit Vachira, Thailand. (Sumber: Bloomberg)

“Negara-negara harus mempertimbangkan konteks masing-masing dalam memutuskan untuk terus memvaksinasi kelompok berisiko rendah, seperti anak-anak dan remaja yang sehat, tanpa berkompromi terhadap vaksin rutin yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kelompok usia ini,” kata Hanna Nohynek, Ketua Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO.

Saran terbaru dari organisasi yang berbasis di Jenewa ini muncul di tengah menurunnya tingkat booster di negara-negara, mulau dari China hingga AS, dengan hanya 16% warga AS yang mengantri untuk booster gelombang terbaru yang menargetkan varian omicron, demikian dilaporkan oleh Bloomberg awal bulan ini.

Hal ini tidak hanya akan menimbulkan konsekuensi finansial bagi produsen vaksin — termasuk Pfizer Inc. dan Moderna Inc. — tetapi juga memicu kekhawatiran para pakar kesehatan masyarakat yang mengatakan bahwa memperbarui vaksin adalah cara terbaik untuk terlindung dari Covid-19.

Ilustrasi Vaksin (Sumber: Bloomberg)

Menurut WHO, anak-anak yang sehat dengan usia 6 bulan sampai 17 tahun adalah kelompok prioritas rendah untuk vaksinasi. Vaksin primer dan booster sudah aman dan efektif untuk mereka. Mereka biasanya mengalami reaksi yang tidak terlalu parah terhadap Covid dibandingkan orang dewasa.

WHO mengatakan dalam memutuskan apakah akan tetap memvaksin mereka yang lebih muda ini butuh melihat konteks masing-masing.

Organisasi tersebut mendesak negara-negara yang mempertimbangkan vaksinasi pada kelompok usia ini untuk mendasarkan keputusan mereka pada faktor-faktor kontekstual, seperti beban penyakit, efektivitas biaya, dan program prioritas kesehatan lainnya.

--Dengan asistensi Tanaz Meghjani.

(bbn)

No more pages