Jika pasangan Anda sering menggunakan emoji jempol ke atas, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka tidak terlalu tertarik atau tidak ingin melanjutkan percakapan lebih jauh.
Emoji jempol memang cara cepat untuk menunjukkan persetujuan, namun jika digunakan terlalu sering, bisa jadi pasangan Anda sebenarnya tidak benar-benar tertarik dengan apa yang Anda katakan.
Beth Ribarsky, PhD, profesor komunikasi interpersonal di University of Illinois Springfield, menyatakan, "Emoji jempol bisa menjadi tanda bahwa pasangan tidak ingin terlibat lebih jauh dalam percakapan."
Hal serupa juga diungkapkan oleh pengacara perceraian Corri Fetman yang menambahkan bahwa pasangan mungkin mengirim jempol hanya untuk mengakhiri percakapan karena merasa cukup.
2. Menggunakan Emoji untuk Mengganti Komunikasi yang Seharusnya Jelas
Penggunaan emoji sebagai pengganti komunikasi yang jelas bisa menjadi tanda bahwa pasangan tidak ingin terlalu terbuka atau mungkin sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini juga dapat menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi secara langsung.
Menurut Courtney M. Hubscher, MS, konselor kesehatan mental di Konseling GroundWork di Orlando, Florida, "Mengandalkan emoji bisa membuat percakapan kurang bermakna karena emoji tidak dapat menyampaikan emosi dan nuansa kompleks dari komunikasi verbal."
Dalam konteks hubungan romantis, ini bisa sangat merusak karena emoji sering dianggap sebagai pengganti komunikasi yang lebih dalam, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahpahaman dan meningkatkan kemungkinan keretakan hubungan.
3. Penggunaan Emoji yang Berlebihan
Meskipun emoji bisa menambahkan warna pada percakapan, penggunaan yang berlebihan dapat menjadi tanda bahwa pasangan mungkin tidak serius atau tidak mampu mengungkapkan diri dengan jelas. Terlalu banyak emoji bisa membuat pesan terasa tidak serius dan sulit dipahami.
Candace Kotkin-De Carvalho, LSW, direktur klinis di Absolute Awakenings, menyatakan, "Terlalu banyak emoji dapat menghindari percakapan yang sulit atau topik yang penting." Hal ini bisa menunjukkan bahwa pasangan menggunakan emoji untuk menghindari diskusi yang lebih mendalam dan serius.
4. Mengirim Emoji Mesra kepada Orang Lain
Mengirim pesan kepada orang lain adalah hal yang wajar, baik itu teman, keluarga, atau rekan kerja. Namun, penggunaan emoji tertentu harus dikhususkan untuk hubungan dengan pasangan Anda. Jika pasangan sering mengirim emoji mesra kepada orang lain, terutama jika mereka tidak terlalu mengenal orang tersebut, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak setia atau tidak menghargai batasan dalam hubungan.
Carla Marie Manly, PhD, psikolog, menegaskan, "Emoji hati yang dikirim kepada orang lain bisa menandakan perselingkuhan." Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan konteks dan frekuensi penggunaan emoji ini.
5. Tidak Menggunakan Emoji yang Sesuai sebagai Respons
Respons dengan emoji yang tidak sesuai dengan konteks pesan bisa menunjukkan kurangnya perhatian atau ketidakpedulian terhadap apa yang Anda sampaikan. Misalnya, jika Anda mengirim pesan "Aku mencintaimu" dan pasangan merespons dengan emoji mata bergulir, ini bisa menunjukkan frustrasi atau masalah lainnya.
Beth Ribarsky dan Carla Marie Manly sepakat bahwa respons yang tidak sesuai bisa menimbulkan kecanggungan dan menunjukkan ketidaktertarikan.
Jika Anda mengajak pasangan untuk makan malam dan menerima emoji mengangkat bahu, ini bisa menjadi tanda ketidaktertarikan pada hubungan atau kelelahan setelah seharian bekerja. Sangat penting untuk mendiskusikan secara jujur untuk mengetahui akar dari respons "tanda bahaya" ini.
Penggunaan emoji dalam komunikasi digital memang memudahkan dalam menyampaikan perasaan dan emosi. Namun, memahami makna di balik penggunaannya bisa membantu Anda mengidentifikasi tanda-tanda bahaya dalam hubungan.
Jika pasangan Anda sering menunjukkan tanda-tanda di atas, mungkin saatnya untuk membuka diskusi yang lebih dalam dan jujur mengenai hubungan Anda.
Dengan demikian, Anda dapat memperkuat komunikasi dan memperbaiki hubungan sebelum masalah menjadi lebih serius.
(red/spt)
