Sementara itu, nilai ekspor non migas RI ke India tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,03% (month-to-month/mtm) menjadi sebesar US$1,81 miliar.
Ia juga melaporkan kinerja ekspor non migas ke kawasan ASEAN yang juga tercatat mengalami penurunan menjadi US$3,35 miliar, sebelumnya pada Maret berada dibesaran US$3,89 miliar.
Selain itu, ekspor non migas ke Uni Eropa juga tercatat mengalami penurunan menjadi US$1,24 miliar yang sebelumnya pada bulan Maret tercatat sebesar US$1,43 miliar.
“Untuk ke ASEAN dan Uni Eropa nilai ekspor non migas Indonesia ke kawasan itu mengalami penurunan secara bulanan,” pungkas Pudji.
Untuk diketahui, nilai ekspor Indonesia pada April 2024 menurun 12,97% dalam perhitungan bulan ke bulan (mtm) dibanding Maret 2024. Hal ini dipicu penurunan ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata, ekspor mesin dan kelengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Pudji Ismartini menyebutkan nilai ekspor Indonesia tercatat US$19,62 miliar pada April 2024, atau menurun 12,97% dibanding nilai ekspor pada Maret 2024. Rinciannya, nilai ekspor minyak dan gas (migas) tercatat US$1,35 miliar atau naik 5,03%, sedangkan nilai ekspor non-migas turun 14,06% dengan nilai US$18,27 miliar.
"Penurunan nilai ekspor April secara bulanan didorong oleh penurunan ekspor non-migas terutama logam mulia dan perhiasan atau permata dengan andil penurunan 2,12%," ujar Pudji dalam Konferensi Pers Perkembangan Perdagangan Internasional Indonesia Periode April 2024, Rabu (15/5/2024).
Selain logam mulia dan perhiasan, penurunan ekspor juga dipicu oleh ekspor mesin dan kelengkapan elektrik dan bagiannya, dengan andil penurunan 1,44%. Selanjutnya, ekspor kendaraan dan bagiannya memberi andil penurunan 0,77%.
(azr/lav)