Rasio tersebut menghambat negara tersebut untuk melihat peningkatan peringkat kreditnya, yang berada di peringkat ‘BBB’ yang merupakan peringkat investasi terendah kedua, meskipun keseimbangan eksternal membaik dan pertumbuhan yang kuat.
Gangguan apapun terhadap penerimaan pajak dapat melemahkan rencana belanja Prabowo, termasuk makan siang dan susu gratis untuk anak-anak sekolah yang mungkin menelan biaya hingga Rp460 triliun. Program ini akan memperluas defisit fiskal hingga mendekati batas legal PDB sebesar 3%, kata Fitch.
Namun, presiden baru telah berjanji untuk menahan diri dari menaikkan tarif pajak, meskipun ia bertujuan untuk meningkatkan rasio pajak terhadap PDB hingga 16% selama masa jabatannya, dari sekitar 10% saat ini, untuk menjaga defisit tetap pada batasnya.
“Sulit untuk menaikkan rasio pendapatan Anda beberapa poin persentase tanpa menaikkan atau memperkenalkan pajak baru atau menaikkan tarif pajak. Ini adalah proses bertahap. Tidak ada perbaikan yang cepat,” kata Rookmaaker.
Indonesia juga harus mewaspadai pendanaan eksternal, terutama karena defisit transaksi berjalan kemungkinan akan memburuk seiring dengan normalisasi harga komoditas. Investasi asing langsung belum meningkat, meskipun ada upaya pemerintah untuk mengajak perusahaan mendirikan pabrik peleburan nikel dan pabrik perakitan baterai di darat, kata Rookmaaker.
“Arus masuk FDI kurang lebih sama dengan sebelum pandemi. Mereka belum menunjukkan manfaat dari pergeseran rantai pasokan,” katanya dalam forum Fitch Ratings.
(bbn)