Bloomberg Technoz, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keyakinan penuh atas angka kematian yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Pekan lalu, pihak kementerian melaporkan total kematian warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023 sebanyak 35.000 orang. Sekitar 25.000 dikatakan telah berhasil diidentifikasi, dan setengah di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.
Hal ini memicu tudingan dari Israel bahwa data yang dilaporkan tidak akurat.
Juru bicara WHO Christian Lindmeier dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dilaporkan Reuters, mengatakan
"Tidak ada yang salah dengan data. Data keseluruhan [lebih dari 35.000 orang] masih sama," ungkap juru bicara WHO Christian Lindmeier dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dilaporkan Reuters. "Fakta bahwa sudah ada 25.000 orang yang berhasil diidentifikasi adalah sebuah kemajuan."
Lindmeier mengatakan, banyak korban tewas yang terkubur di bawah puing-puing kemungkinan adalah perempuan atau anak-anak. Berdasarkan ekstrapolasinya sendiri terhadap data terbaru dari Palestina, kemungkinan 60% korban adalah perempuan dan anak-anak.
"Pada dasarnya kita bicara tentang 35.000 orang yang meninggal dunia, dan setiap kehidupan itu penting, bukan?" ungkap Liz Throssel, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB dalam kesempatan yang sama.
"Dan kita tahu bahwa banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan ada 1.000 orang hilang di bawah reruntuhan," tutupnya.
(del)