Jaraknya di area geostasioner membuatnya bisa mengefektifkan dalam kemampuan—kapasitas dan kecepatan—layanan internet yang diterima pengguna.
Namun saat terjadi energi geomagnetik besar dari badai matahari dampaknya sampai ke atmosfer Bumi. Secara otomatis perangkat yang ada di atmosfer mengalami kendala layanan.
SpaceX satellites are feeling this solar storm. It’s big.
— Elon Musk (@elonmusk) May 11, 2024
Pusat Prediksi Cuaca Antariksa dari National Weather Service atau Space Weather Prediction Center NOAA pada akhir pekan lalu menyebut bahwa terjadi aktivitas letusan massa korona (CME) pada 7–9 Mei. CME ini diperkirakan akan bergabung dengan potensi kedatangan yang diperkirakan pada awal 11 Mei pada hari UTC.
Selama periode tersebut peneliti mengeluarkan peringkat adalah badai matahari G4 di Jumat, 10 Mei. Setidaknya lima flare dikaitkan dengan CME dan tampak mengarah ke Bumi, prediksi ilmuwan.
Badai matahari CME merupakan fenomena alat berupa ledakan plasma—diikuti munculnya medan magnet—dari korona Matahari. Badai geomagnetik ke arah Bumi erat kaitannya dengan aktivitas CME. dan dapat berdampak pada infrastruktur di orbit dekat Bumi dan di permukaan Bumi.
Major geomagnetic solar storm happening right now. Biggest in a long time. Starlink satellites are under a lot of pressure, but holding up so far. pic.twitter.com/TrEv5Acli2
— Elon Musk (@elonmusk) May 11, 2024
Potensi gangguan berupa komunikasi, jaringan listrik, navigasi, radio, dan operasi satelit.
“Space Weather Prediction Center telah memberi tahu operator terkait di atas sehingga mereka dapat mengambil tindakan perlindungan,” tulis dia.
(wep)