Bagi para pekerja dan ASN, THR ini akan sangat membantu peningkatan pengeluaran tahunan. Adapun bagi negara, pemberian THR pada seluruh pekerja bisa membantu roda ekonomi bergerak lebih laju, terungkit konsumsi masyarakat yang melesat.
Nominal THR beragam tergantung apakah seseorang adalah ASN/PNS atau pekerja swasta, juga bergantung pada masa kerja dan kontrak kerja (karyawan tetap atau pekerja harian).
Rata-rata nominal THR diberikan sebesar satu kali gaji bagi pegawai yang sudah bekerja lebih dari 12 bulan. Sedang bagi ASN/PNS, besar THR bisa melebihi take home pay tiap bulan karena ada komponen di luar gaji bulanan.
Perlu strategi agar manfaatnya tahan lama
THR menjadi pendapatan tahunan yang sebenarnya sah-sah saja digunakan 100% untuk keperluan konsumsi . Bisa juga untuk menutup pengeluaran seputar Hari Raya.
Namun, selayaknya pendapatan lain, penting bagi pekerja memiliki strategi atau perencanaan keuangan atas THR. Tujuannya agar 'uang bonus' ini bermanfaat lebih optimal dan tidak menguap habis begitu saja.
Kondisi keuangan setiap orang bisa berbeda-beda. Berkaca dari itu, pengelolaan pendapatan termasuk THR juga perlu kecermatan agar kehadirannya bisa membantu keuangan seseorang lebih sehat.
Berikut ini strategi yang bisa diterapkan dalam mengelola THR supaya manfaatnya bisa bertahan lebih lama menurut Divisi Riset Bloomberg Technoz:
1. Buat perencanaan
Ketahui hirarki atau prioritas pengeluaran agar bisa menyusun rencana pengelolaan uang THR. Secara umum, prioritas pengeluaran yang paling mendesak dipenuhi adalah kewajiban utang mendesak. Utang kartu kredit atau utang pinjaman online (pinjol) yang berbunga mahal, misalnya, atau utang pada kerabat yang mendesak dibayarkan.
Kewajiban di sini juga termasuk pembayaran premi asuransi yang hendak jatuh tempo, atau pajak kendaraan, juga kewajiban-kewajiban terkait ibadah, seperti pembayaran zakat.
Setelah kewajiban, baru Anda dapat beranjak ke pos-pos kebutuhan yang sifatnya opsional. Dengan memiliki prioritas pengeluaran, uang THR dapat lebih bermanfaat dan membantu Anda membawa keuangan pribadi lebih sehat.
2. Alokasikan 50%-60% untuk keperluan mudik atau Lebaran
Bagi Anda yang merayakan Lebaran dan memiliki rencana mudik, separuh dari uang THR dapat dialokasikan untuk membiayai kebutuhan seputar itu. Supaya lebih terarah, buat perincian lagi. Dari 50% atau 60% nominal THR itu untuk apa saja penggunaannya.
Kebutuhan Lebaran memang cukup banyak di mana yang terbesar biasanya adalah biaya mudik, terutama bila mudik ke luar kota yang cukup jauh. Biaya mudik bukan sekadar pengeluaran transportasi, melainkan juga biaya oleh-oleh dan pengeluaran lainnya selama di kampung halaman. Anda juga bisa berhitung kira-kira opsi transportasi yang paling ekonomis sehingga tidak menyedot uang THR terlalu besar.
Sebagai gambaran, untuk mudik ke Surabaya memakai kendaraan pribadi 1.300 cc, melewati jalan tol TransJawa, biayanya bisa Rp 3 juta - Rp 4 juta pergi pulang. Terdiri atas biaya tol Rp 727.500 (tahun 2022) dan BBM sekitar Rp 1,5 juta. Belum menghitung biaya berbelanja dalam perjalanan. Juga belum menghitung biaya oleh-oleh dan lain sebagainya. Dengan kenaikan BBM pada September lalu, pengeluaran BBM pada mudik tahun ini bisa naik sedikitnya 30% dari sebelumnya.
3. Bayar utang mendesak dan pengeluaran wajib
Utang yang mendesak dibayarkan seperti utang pinjol atau utang kartu kredit jatuh tempo bisa semakin mahal bila tidak segera dilunasi. Maka itu, ketika Anda memiliki pendapatan ekstra, manfaatkan juga untuk menutup beban utang itu agar keuangan bisa kembali “ringan”.
Selain utang, Anda juga bisa memanfaatkan THR untuk menutup pengeluaran kewajiban jatuh tempo, seperti pembayaran premi asuransi tahunan bila ada, atau uang tahunan sekolah anak. Pajak kendaraan bermotor juga jangan terlewat. Bila tidak ada utang mendesak dan pengeluaran tahunan yang perlu sokongan dana dari THR, Anda bisa beranjak ke prioritas lain.
4. THR untuk pekerja rumah
Bila Anda mempekerjakan Asisten Rumah Tangga (ART), babysitter, atau sopir atau ojek pribadi, sebaiknya sisihkan juga sebagian dari uang THR untuk memberi mereka tunjangan hari raya. Sebagai pemberi kerja, Anda berkewajiban memberikan THR. Nominal THR bisa mengacu pada aturan THR pemerintah atau bahkan melebihi pakem itu. Jangan lupa juga THR untuk guru di sekolah, satpam komplek dan guru les anak, dan sebagainya.
5. Jangan lupakan zakat dan sedekah
Bagi muslim, membayar zakat adalah bagian dari kewajiban. Jelang Hari Raya, Anda diwajibkan membayar zakat fitrah yang harus disalurkan sebelum salat Id. Selain itu, di luar zakat rutin bulanan (zakat profesi), ada juga kewajiban zakat harta yang harus dibayarkan bila harta seseorang sudah mencapai nisab, yaitu setara 85 gram emas atau sekitar Rp 92 juta. Zakat mal ditetapkan 2,5% dari total harta yang sudah mencapai nisab dan melewati haul setahun.
Jadi, misalnya setahun ini harta seseorang stabil di angka Rp 200 juta, maka ia wajib mengeluarkan zakat mal sebesar Rp 5 juta.
6. Tabungan dan investasi
Setelah semua prioritas pengeluaran diamankan, Anda bisa menggunakan uang THR untuk menutup pos tabungan dan investasi. Bisa untuk menambahkan saldo dana darurat atau menambah rekening investasi sesuai rencana pengeluaran di masa depan (future spending).
Bila diringkas, pembagian alokasi pemanfaatan dana THR adalah sebagai berikut:
- 60% untuk keperluan mudik/ Lebaran
- 15% untuk membayar zakat tahunan, sedekah dan alokasi THR untuk pekerja rumah
- 15% untuk membayar utang atau kewajiban mendesak
- 10% untuk menambah tabungan dan investasi
(rui/wep)