Logo Bloomberg Technoz

Likuiditas perbankan pada bulan Maret 2024, lanjut Dian, dalam kondisi memadai. Hal tersebut tercermin dari rasio Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) sebesar 121,05%, besaran itu tercatat pada kisaran yang hampir serupa dengan posisi bulan Februari 2024 yakni sebesar 121,98%.

Sedangkan rasio Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Maret 2024 tercatat 27,18%. Menurutnya besaran itu tercatat turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 27,41%.

“Jauh di atas threshold, masing-masing sebesar 50% dan 10%,” ucap Dian.

Dian juga melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2024 sebesar 12,40% (yoy) menjadi Rp7.245 triliun. Angka tersebut tercatat mengalami kenaikan, jika dibandingkan bulan Februari yang sebesar Rp7.095 atau naik Rp150 triliun (2,12%) secara bulan-ke-bulan (mtm).

Terkait itu, berdasarkan jenis penggunaan, Dian melaporkan kredit investasi tumbuh 14,83% (yoy). Sedangkan secara nominal, kredit modal kerja mencatatkan besaran terbesar yakni Rp3.273,27 triliun atau tumbuh 12,30% (yoy).

“Di sisi lain, ditinjau dari kepemilikan bank, Bank Badan Usaha Milik Rakyat [BUMN] menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 13,72% year-on-year [yoy],” terangnya.

Ia juga menyampaikan risiko kredit pada bulan Maret 2024 relatif terjaga, tercermin dari Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,25%. Besaran itu mencatatkan penurunan tipis jika dibandingkan Februari lalu yang mencapai 2,35%.

Sedangkan NPL neto tercatat sebesar 0,77% pada Maret 2024, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan bulan Februari sebesar 0,82%.

“Kondisi volatilitas nilai tukar Rupiah saat ini relatif tidak signifikan berpengaruh langsung terhadap permodalan bank mengingat posisi perbankan Indonesia yang masih jauh dibawah threshold, PDN [posisi devisa neto] perbankan masih jauh dibawah threshold dan posisi PDN kita long,” kata Dian.

(lav)

No more pages