Bloomberg Technoz, Jakarta - Penjualan mobil di Indonesia pada April 2024 kembali anjlok secara bulanan, setelah sempat menguat pada Maret. Penurunan terjadi baik terhadap penjualan di tingkat pabrikan ke dealer (wholesales) maupun dealer ke konsumen (ritel).
Berdasarkan data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Selasa (14/5/2024), kinerja penjualan mobil wholesales pada April tercatat sebanyak 48.637 unit, terpelanting 34,9% dari bulan sebelumnya atau secara month to month (mtm).
Di tingkat ritel, penjualan mobil pada bulan keempat tahun berjalan pun hanya mencapai 58.779 unit, menandakan penurunan 28,4% dari bulan sebelumnya yang terealisasi sejumlah 82.088 unit.
Secara tahunan atau year on year (yoy), penjualan wholesales April 2024 melorot 17,5% dari bulan keempat tahun lalu yang mencapai 58.981 unit. Penjualan ritel pun susut 14,2% pada rentang yang sama, atau dari 68.531 unit menjadi 58.779 unit.
Jika diakumulasikan, penjualan mobil pabrikan ke dealer secara year to date (ytd) Januari—April 2024 mencapai 263.706 unit, drop 22,8% dibandingkan dengan kuartal perdana tahun lalu yang tercapai sebanyak 341.582 unit.
Pada rentang yang sama pula, penjualan mobil secara eceran melorot 14,8% atau dari 339.954 unit tahun lalu menjadi 289.551 unit tahun ini.

Penjualan mobil di Indonesia sebenarnya sempat membaik pada Maret. Setidaknya, realisasi penjualan mobil ke dealer pada bulan ketiga mencapai 74.724 unit, naik dari torehan Februari sebanyak 70.698 unit dan Januari 69.647 unit.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kuswara belum lama ini menyebut pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 pada Juli tahun ini digadang-gadang sanggup menjadi katalis pendongkrak kinerja penjualan mobil di dalam negeri.
"Walaupun salah satu cara untuk mendongkrak penjualan itu dengan pameran, tetapi itu bukan satu-satunya karena isu ekonominya saat ini bukan hanya di Indonesia tapi secara global juga lagi enggak baik-baik aja,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz.
Dia menambahkan Gaikindo memperhatikan adanya kecenderungan minat masyarakat Indonesia mulai bergeser dari mobil jenis serbaguna atau multipurpose vehicle (MPV) ke sport utility vehicle (SUV).
"Kalau masyarakat kita kan masih orientasinya multipurpose oriented ya atau MPV, tetapi [kini] juga bergeser ke arah SUV itu yang masih sangat populer," ujar Kukuh.
Di sisi lain, tren penggunaan mobil listrik atau electric vehicle (EV) dalam beberapa tahun belakangan juga mulai bertumbuh di kalangan masyarakat karena harganya yang makin miring. Selain itu, EV juga menjadi pasar yang sangat potensial bagi kendaraan bermotor di dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Untuk itu, Kukuh menilai, seiring dengan peluang dan kian berkembangnya industri otomotif, tidak menutup kemungkinan masyarakat juga jadi ingin lebih tahu jenis maupun produk EV yang mereka inginkan.
"Dan juga sekarang [pasar EV] makin kompetitif ya, pelakunya juga makin banyak, dan ini memang perubahan yang sedang terjadi di dunia bukan hanya di Indonesia saja," jelas Kukuh.
(wdh)