Analis Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, dari perdagangan ETF Bitcoin Spot di pekan lalu ditutup dengan Net Inflow sebesar US$116,8 juta dengan perdagangan dibuka positif dengan Inflow sebesar US$217 juta pada Senin (6/5/2024) dan Jumat (10/5/2024) ditutup dengan Outflow sebesar US$84,70 juta.
“Bitcoin sempat mengalami kenaikan mendekati harga US$63.500 pada perdagangan Kamis (9/5/2024) pekan lalu, didorong oleh data klaim awal tunjangan pengangguran di AS (Initial Jobless Claims) sebesar 231.000 lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 212.000 dan tertinggi sejak Agustus 2023,” mengutip riset yang diterbitkan, Selasa (14/5/2024).
Namun tidak berangsur lama, harga Bitcoin kembali turun ke kisaran US$60.200 sehari setelahnya. Hal ini menyusul laporan Universitas Michigan pada Jumat (10/5) yang mencerminkan sentimen konsumen Negeri Paman Sam merosot ke level terendah dalam enam bulan pada Mei karena kekhawatiran terhadap biaya-biaya rumah tangga.
Secara teknikal, Panji menganalisis, Bitcoin masih ada potensi menguji resistance US$64.000 dan MA-50 di sekitar US$65.250. Dengan catatan, Jika mampu bertahan di atas MA-20 nya dan MA-100.
Adapun jika kembali melemah dan turun hingga di bawah MA-20 dan MA-100 maka potensi pergerakan akan membawa Bitcoin kembali ke support US$60.000.
“Di sisi lain, kenaikan Bitcoin dalam 24 jam telah berdampak positif ke Altcoin khususnya Memecoin yang mendominasi top gainers pagi tadi seperti: PEPE +16,65%, FLOKI +12,82%, serta DOGE, BOME, dan BONK juga kompak mengalami kenaikan di atas 7% dalam periode 24 jam,” kata Panji.
Sentimen Aset Kripto Pekan ini
Investor pasar aset kripto bersiap menghadapi minggu penting, perhatian beralih kepada indikator ekonomi Negeri Paman Sam di tengah ketidakpastian pasar.
Menurut Survei Federal Reserve Bank of New York, yang dirilis pada Senin (13/5/2024) menghasilkan perkiraan inflasi ada di angka 3,3% setahun dari sekarang dari sebelumnya 3% pada Maret. Sementara mereka memperkirakan inflasi tiga tahun dari sekarang dapat menyentuh 2,8%.
Pekan sibuk saat ini pasar akan mendapatkan lebih banyak pandangan mengenai angka inflasi AS. Pada Selasa (14/5/2024), negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan merilis data Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) sementara sehari kemudian pada Rabu (15/5/2024), mereka akan merilis Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI).
Indeks Harga Konsumen AS untuk April diperkirakan menjadi 0,4% (month-to-month/mtm), sama dengan pencapaian bulan sebelumnya, dan 3,4% (year-on-year/yoy), tahunan ini diperkirakan akan melambat dari sebelumnya sebesar 3,5% yoy.
Di sisi lain, Indeks Harga Produsen untuk April diprediksi akan ada kenaikan menjadi 0,3% mtm, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 0,2% mtm. Adapun secara tahunan IHP diperkirakan juga melonjak menjadi 2,2% yoy, lebih tinggi dari periode sebelumnya 2,1% yoy.
“Serangkaian data ekonomi, terutama data CPI dan PPI, bersama dengan komentar pejabat The Fed, berpotensi akan menjadi katalis penggerak utama untuk pasar aset kripto pekan ini,” ujar Panji.
Jika data yang rilis sesuai atau justru lebih rendah dari perkiraan akan memicu optimisme yang berpotensi mendorong gerak Bitcoin naik di atas US$65.000, sementara jika data muncul di atas ekspektasi pasar berpotensi kembali akan membawa Bitcoin turun di bawah US$60.000 ke kisaran US$56.000 – US$57.000.
“Trader juga sangat responsif, dan sensitif terhadap pidato Jerome Powell, khususnya ketika pernyataan terkait keputusan kebijakan yang ingin diambil oleh The Fed. Secara keseluruhan, investor tidak memperkirakan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya di Juni. Fokus sekarang tertuju pada September untuk penurunan suku bunga pertama pada tahun 2024,” jelas Panji.
Menurut tools FedWatch CME memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) di Juli sebesar 24,6% dan ada peluang 48,6% pada pertemuan September.
Pada pertemuan terdekat, trader memproyeksikan mencapai 96,5% suku bunga tidak akan berubah dan akan tetap pada pertemuan bulan Juni. Namun ada juga sejumlah trader yang berminat mengantisipasi kemungkinan lainnya.
(fad)