Logo Bloomberg Technoz

Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) dalam kajiannya memperkirakan perdagangan global pada 2024 memang pulih setelah 2023 yang suram. Tahun lalu, nilai perdagangan dunia tercatat US$ 31 triliun, turun 3% dibandingkan 2022.

“Proyeksi 2024 lebih optimistis. Secara umum, tekanan inflasi yang mereda dan perbaikan pertumbuhan ekonomi akan membalik pelemahan tersebut,” tulis kajian UNCTAD.

Sumber: UNCTAD

Impor Melambat, Neraca Surplus

Saat ekspor membaik, impor malah melambat. Konsensus Bloomberg memperkirakan impor pada April tumbuh 7,15% yoy. Lebih rendah ketimbang Maret yang melesat 12,76% yoy.

Penyebabnya adalah momentum Ramadan-Idul Fitri yang sudah berlalu. Seiring moderasi permintaan, impor pun ikut melambat, tidak sederas sebelum dan saat puasa-lebaran.

Peningkatan ekspor dan perlambatan impor niscaya akan membuat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus. Konsensus Bloomberg memperkirakan neraca perdagangan April mencatat surplus US$ 3,15 miliar.

Jika terwujud, maka neraca perdagangan akan membukukan surplus selama 48 bulan beruntun. Kali terakhir neraca perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020.

Dalam 20 tahun terakhir, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004-Maret 2008 atau 50 bulan beruntun.

(aji)

No more pages