Logo Bloomberg Technoz

Adapun, hanya 1 proyek hotel baru yang dibuka di Jakarta pada kuartal I-2024, yaitu Ibis Jakarta Raden Saleh dengan kapasitas 105 kamar. Pada akhir Maret, Jakarta tercatat memiliki sekitar 58.210 kamar hotel.

Hingga akhir tahun ini, diperkirakan terdapat tambahan sebanyak 1.353 kamar hotel baru. Adapun, rerata ADR hotel bintang di Jakarta pada kuartal I-2024 adalah seharga Rp2,41 juta, sedangkan RevPAR pada periode yang sama mencapai Rp1,44 juta.

Perhotelan Bali

Selanggam dengan perkembangan bisnis perhotelan di Jakarta, Bali pun mendapatkan momentumnya lantaran lebih dari 874.000 wisatawan internasional mengunjungi Pulau Dewata pada Januari—Februari 2024. Angka itu menyamai tingkat prapandemi.

“Kunjungan wisatawan internasional melalui angkutan udara pada Januari—Februari terus meningkat dan pulih secara bertahap. Di balik peningkatan ini, Dinas Pariwisata Bali memperkirakan 7 juta wisman akan mengunjungi Bali pada 2024,”  tutur Yunus.

Australia tetap menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman, yang mewakili 24%  dari total kunjungan wisatawan mancanegara di Bali; disusul China dengan 10,5%.

Pada kuartal I-2024, kinerja hotel-hotel mewah di Bali terus meningkat secara yoy dan mengungguli capaiaan prapandemi dalam hal okupansi dan ADR, seiring dengan terus meningkatnya jumlah hotel wisatawan internasional.

“Empat hotel dibuka pada kuartal I-2024, sehingga menambah 696 kamar hotel di Bali, termasuk 184 kamar dari hotel Meru Sanur. Sebanyak 1.063 suplai kamar hotel baru diharapkan dibuka di Bali sampai dengan akhir 2024,” paparnya.

Pada kuartal I-2024, ketersediaan kamar hotel bintang di Bali tercatat sebanyak 46.671 unit, dengan rerata okupansi sebesar 52,3%. Adapun, rerata ADR hotel bintang di Bali periode yang sama adalah seharga Rp9,08 juta, sedangkan RevPAR pada periode yang sama mencapai Rp4,74 juta.

Secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat okupansi kamar hotel klasemen bintang di Indonesia pada akhir kuartal I-2024, atau Maret, hanya mencapai 43,41% anjlok 2,85 poin secara tahunan atau yoy.

Hotel bintang di Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Bali tercatat mengalami kenaikan okupansi tertinggi, masing-masing naik sebesar 18,35 poin, 15,49 poin, dan 12,70 poin.

Sementara itu, Lampung, DI Yogyakarta, dan Sumatra Barat, justru mencatat penurunan okupansi terdalam, masing-masing sebesar 12,25 poin, 11,80 poin, dan 10,21 poin.

Secara bulanan pun, bisnis perhotelan masih lesu tecermin dari tingkat okupansi yang menurun 6,04 poin Penurunan okupansi kamar hotel bintang secara bulanan terjadi di sebagian besar provinsi.

(wdh)

No more pages