Empat anak perusahaan PT Arsari Tambang ini menjalankan aktivitas eksplorasi, eksploitasi, penambangan, pemrosesan, peleburan, pemurnian, penjualan, dan ekspor timah di wilayah kepulauan Bangka Belitung.
Jatam melaporkan, saham PT Arsari Tambang dimiliki oleh PT Arsari Pradana Utama sebesar 359.400 lembar dan PT Cahaya Intan sebesar 100 lembar saham, sebagaimana termaktub dalam akta perusahaan yang diakses melalui Ditjen AHU Kemenkum HAM.
“Di PT Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo tercatat sebagai Komisaris Utama, sementara anaknya, yaitu Aryo Djojohadikusumo menjabat sebagai Direktur Utama,” sebagaimana dikutip melalui laporan tersebut.
Sementara itu, di PT Arsari Pradana Utama, sahamnya dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo dan anaknya Sitie Indrawati Djojohadikusumo.
Di perusahaan ini, Jatam melaporkan, Hashim memegang posisi sebagai Direktur, sementara istrinya Anie H. Djojohadikusumo sebagai Komisaris.
Lalu, di PT Cahaya Intan, saham mayoritasnya dimiliki oleh PT Arsari Pratama dan Hashim Djojohadikusumo.
“Komisaris perusahaan ini adalah Bambang Sjamsuridzal Atmadja, sementara anak dari Hashim, Sitie Indrawati Djojohadikusumo, menjabat sebagai Direktur.”
Merujuk akta perusahaan, saham PT Arsari Pratama dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo dan Sitie Indrawati Djojohadikusumo selaku anaknya.
Milik Keluarga
Komposisi kepengurusan di perusahaan ini antara lain Hashim Djojohadikusumo sebagai Direktur Utama, Sitie Indrawati Djojohadikusumo sebagai Direktur, Anie Djojohadikusumo sebagai Komisaris Utama, lalu anak Hashim, Aryo Djojohadikusumo menjabat sebagai Komisaris, serta Rahayu Saraswati sebagai Komisaris.
Perusahaan tambang lain yang dimiliki oleh keluarga Hashim juga terlihat melalui PT Mitra Stania Bemban.
Menyitir data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perusahaan memiliki izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi untuk komoditas timah pada lahan seluas 441,6 hektare (ha).
Jatam melaporkan, saham perusahaan ini dimiliki oleh PT Mitra Stania Prima (99%) dan PT Arsari Tambang (1%).
Selain itu, juga ada PT Mitra Stania Kemingking (MSK). Berdasarkan data MODI Kementerian ESDM, perusahaan ini memiliki IUP operasi produksi untuk timah pada lahan 1.206 ha di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.
“Mayoritas saham PT MSK dipegang oleh PT Mitra Stania Prima (99.9%) dan PT Arsari Tambang (0,03%).”
Di PT MSK ini, Aryo Djojohadikusumo menjabat sebagai Direktur Utama.
Hashim juga tercatat sebagai Komisaris Utama di PT Arsari Tambang, sementara anak Hashim, yaitu Aryo Djojohadikusumo, menjabat sebagai Direktur Utama.
Lalu, jejak keluarga Hashim juga terlihat melalui PT Mitra Stania Prima, perusahaan tambang timah yang beroperasi di lahan seluas 234 ha di Kabupaten Bangka.
Jatam melaporkan, perusahaan ini sahamnya dimiliki oleh PT Arsari Multi Tambang (20%) dan PT Arsari Tambang (80%). Di perusahaan ini, Aryo Djojohadikusumo menjabat Direktur Utama.
Perusahaan tambang timah lainnya yang dimiliki keluarga Hashim adalah PT AEGA Prima. Saham perusahaan ini dimiliki oleh Arsari Mining Investments Ltd (2%), PT Mitra Indoraya (10%), dan PT Arsari Tambang sebanyak 88%.
Di perusahaan ini, Aryo Djojohadikusumo menjabat Direktur Utama dan A.S. Kobalen sebagai Komisaris. Perusahaan ini memiliki konsesi tambang seluas 293 ha di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Jatam melaporkan, Hashim tercatat sebagai pemegang saham dan Direktur di PT Tirtamas Majutama, sebuah perusahaan yang berfokus pada pertambangan, transportasi, pertanian, percetakan, perbengkelan, dan jasa.
“PT Tirtamas Majutama tercatat pernah menjadi pemegang saham di PT Batu Hitam Perkasa (BHP). Pada 2018, PT BHP diakuisisi oleh PT Toba Bara Sejahtra Tbk melalui PT Toba Bara Energi, milik Luhut Binsar Pandjaitan. Pasca akuisisi, perusahaan berganti nama dari PT BHP menjadi PT Karya Baru TBS.”
Energi Hijau
Selain timah, Jatam melaporkan, Hashim juga berencana melakukan investasi di bahan bakar ramah lingkungan atau biofuel dengan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, LanzaTech.
“Hashim menunjuk LanzaTech untuk menjadi penyedia teknologi, sedangkan Arsari Group bertindak sebagai klien yang memberikan mandat kepada LanzaTech untuk merancang bahan biorefinery-nya.”
Diberitakan sebelumnya, Komisaris Utama Arsari Group, sekaligus adik dari presiden terpilih ke-8 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo melakukan ekspansi bisnis ke pabrik olahan timah bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia dengan total investasi mencapai Rp400 miliar.
Pabrik tersebut berlokasi di Kawasan Industri Tunas Prima Blok B1 No 03, Batu Besar, Kota Batam.
Adapun, investasi sebesar Rp400 miliar ini terbagi atas Rp100 miliar untuk fisik bangunan dan Rp300 miliar modal kerja. Perusahaan akan mempekerjakan 80 karyawan tetap dan 200 tenaga kontrak.
"Perusahaan akan memproduksi 200 ton tin solder powder per tahun, dan akan ditingkatkan hingga 16.000 ton dengan omzet Rp1,2 triliun per tahun," kata Hashim melalui siaran pers dikutip, Senin (13/5/2024).
(dov/wdh)