Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa 14 Mei 2024, berpotensi bergerak melemah, seiring dengan wait and see jelang pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS), termasuk juga dari petinggi The Fed yang sebelumnya berbeda pandangan dapat menyebabkan kebingungan mengenai arah kebijakan kedepannya.
Adapun pada perdagangan kemarin Senin 13 Mei, IHSG menguat 10,46 poin atau mencatat kenaikan 0,15% dan menutup perdagangan pada level 7.099.

Secara teknikal IHSG berpotensi terkoreksi lebih dahulu menuju support pada area level 7.080–7.050. Jika tetap kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound di zona hijau dengan target penguatan terdekat pada level 7.140–7.170, sebagai resistance potensial.
Untuk resistance selanjutnya ada trendline menarik pada level 7.200 yang jadi target paling optimis. Sementara apabila IHSG gagal bertahan, support selanjutnya pada level 7.000 yang tercermin di dalam time frame daily.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Pekan ini, rilis data inflasi Negeri Paman Sam akan membantu membentuk prospek arah kedepan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, jelang rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) utama, yang diperkirakan akan menunjukkan moderasi namun tetap terlalu tinggi untuk menjamin dimulainya pemangkasan suku bunga acuan.
"Risiko utama adalah data CPI yang lebih tinggi," kata Andrew Tyler dari JPMorgan Chase & Co.
"Tetapi, data makro mendatang menciptakan risiko dua arah– dengan satu terkait dengan pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan yang memicu kekhawatiran inflasi dan lainnya adalah pertumbuhan yang lebih lemah yang memicu kekhawatiran resesi atau stagflasi,” terangnya.
Pasar memperkirakan inflasi AS April sebesar 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sama dengan inflasi pada Maret.
Sementara dibandingkan April tahun lalu (year-on-year/yoy), laju inflasi diperkirakan ada di angka 3,4%, sedikit melambat dibandingkan Maret kemarin yang sebesar 3,5%. Sedangkan inflasi inti secara tahunan diperkirakan 3,6%, juga melambat dibandingkan Maret yang 3,8%.
Inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Federal Reserve untuk menentukan kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson mengatakan bahwa komunikasi dari para pejabat yang memiliki pandangan yang berbeda dapat menyebabkan kebingungan mengenai arah kebijakan di kalangan masyarakat.
"Keragaman sudut pandang di antara para pembuat kebijakan dapat mendorong perdebatan dan, pada akhirnya, kebijakan yang lebih baik," ujar Jefferson dalam sebuah pidato yang telah dipersiapkan pada Senin di Cleveland.
"Namun dalam situasi seperti ini, komunikasi yang lebih banyak dapat meningkatkan dan bukannya mengurangi ketidakpastian mengenai kebijakan-kebijakan kita."
Gubernur Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee telah merangkul komunikasi pandangan yang berbeda dari para pembuat kebijakan.
"Memiliki orang-orang dengan pandangan yang berbeda akan membuat pengambilan keputusan yang akan lebih baik," kata Goolsbee. "Tidak ada yang salah jika publik mengetahui pandangan-pandangan ini. Ini adalah kenyataan."
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, fokus perhatian investor akan tertuju pada rilis data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada April AS, dengan ekspektasi inflasi tumbuh melambat, setelah selama tiga bulan secara mengejutkan keluar lebih tinggi dari estimasi.
“Angka inflasi yang keluar lebih rendah akan memperkuat spekulasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) dapat memangkas suku bunga paling cepat bulan Juli, yang saat ini peluang terjadinya diperkirakan sebesar 25%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sebaliknya, angka inflasi yang keluar lebih tinggi dapat menunda pemangkasan suku bunga hingga setelah September. Investor minggu ini juga akan memantau rilis data ekonomi AS yang lain seperti Producer Price Index (PPI), Penjualan Ritel, dan Initial Jobless Claims.
Dari dalam negeri, Optimisme Konsumen Indonesia terhadap kondisi perekonomian saat ini di dalam negeri hingga beberapa bulan mendatang terus meningkat. Adapun Bank Indonesia (BI) melaporkan Survei Konsumen April 2024. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat dari bulan sebelumnya.
BI memaparkan IKK berada di level 127,7 pada April, naik dibandingkan Maret kemarin yang sebesar 123,8 dan menjadi yang tertinggi sejak Mei tahun lalu.
IKK di atas 100, artinya konsumen percaya diri dalam memandang optimistis perekonomian saat ini hingga 6 bulan ke depan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,15% ke 7.099 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusialnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (14/5/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, AKRA, CPIN, ELSA, dan MARK.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, bersamaan dengan rebound pada perdagangan Senin (13/5/2024), MACD membentuk penyempitan negative slope.
“Kondisi ini mengindikasikan potensi rebound lanjutan IHSG di Selasa (14/5). IHSG berpeluang lanjutkan rebound ke kisaran 7.120-7.150 di Selasa (14/5),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham MEDC, ELSA, BBCA, BBNI, BNGA, dan MAPI.
(fad/wep)