Logo Bloomberg Technoz

Rupiah akan Lanjutkan Pelemahan Kala Lelang SUN Digelar

Tim Riset Bloomberg Technoz
14 May 2024 07:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Selasa (14/5/2024) di tengah arus beli pemodal yang mereda di pasar surat utang domestik, jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan petunjuk lebih jelas akan prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve di sisa tahun ini.

Sinyal pelemahan rupiah terlihat di pasar offshore yang kerap mempengaruhi pergerakan rupiah spot. Di pasar New York tadi malam, rupiah NDF ditutup melemah lagi di Rp16.124/US$ ketika indeks dolar AS turun tipis ke 105,21. Pagi ini, pergerakan rupiah offshore masih di kisaran lebih lemah antara Rp16.118-Rp16.119/US$ dan indeks dolar AS di area 105,21.

Para pelaku pasar global tadi malam melakukan aksi beli taktis untuk Treasury, surat utang AS, dengan yield semua tenor turun di mana UST-10Y kini di 4,485%. Sementara indeks harga saham di Wall Street ditutup turun kecuali indeks saham teknologi Nasdaq. 

Federal Reserve Vice Chair Philip Jefferson bergabung di jajaran pejabat The Fed yang menyatakan belum ada kebutuhan bagi bank sentral untuk memangkas bunga acuan sampai ada bukti lebih lanjut bahwa inflasi telah berada di jalur penurunan menuju target 2%.

Pernyataan bernada hawkish ini seolah memberi sinyal bagi pelaku pasar untuk bersiap dengan data inflasi terbaru April yang akan diumumkan Selasa dan Rabu malam ini.