Pasar memperkirakan inflasi Negeri Paman Sam bulan lalu sebesar 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sama dengan inflasi Maret.
Sementara dibandingkan April tahun lalu (year-on-year/yoy), laju inflasi diperkirakan 3,4%. Sedikit melambat dibandingkan Maret yang sebesar 3,5%.
Sedangkan inflasi inti secara tahunan diperkirakan 3,6%. Juga melambat dibandingkan Maret yang 3,8%.
Inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Federal Reserve untuk menentukan kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan. Suku bunga menjadi penting bagi pergerakan harga emas, karena emas merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas saat suku bunga tinggi tidak menguntungkan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sebenarnya masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,11. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Adapun indikator Stochastic RSI tercatat 58,75. Juga menempati area beli (long) karena skornya di atas 50.
Oleh karena itu, ruang kenaikan harga emas menjadi terbuka. Target resisten terdekat ada di US$ 2.349/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat adalah US$ 2.332/troy ons. Penembusan di titik ini dapat membawa harga emas turun menuju US$ 2.330/troy ons.
(aji)