Ashraf Al-Qedra, juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, mengatakan bahwa Israel telah mengontrol daftar paesien yang terluka dan pasien medis yang diperbolehkan bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan sejak awal konflik.
Beberapa bulan setelah konflik meletus, Israel semakin memperketat proses tersebut.
"Penjajah kemudian mulai mencegah laki-laki berusia antara 18 hingga 60 tahun untuk dipindahkan berobat ke luar negeri tanpa memberikan informasi mengenai hal ini," kata Al-Qedra kepada Bloomberg.
Dia menambahkan, 4.917 paesien dan orang-orang yang terluka berhasil meninggalkan Gaza sejak awal konflik. Namun, jalan keluar tersebut telah terhenti sejak Israel mengambil alih titik persimpangan Rafah dengan Mesir sepekan yang lalu.
(bbn)