Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja perusahaan pembiayaan yang melayani program Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater terus mencatatkan peningkatan performa meskipun industri perbankan ikut ambil bagian dalam masuk kedalam area tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Agusman, mengatakan bahwa outstanding piutang pembiayaan paylater per Maret 2024 tercatat sebesar Rp6,13 triliun.

"Angka ini meningkat 23,9%  (year-on-year/yoy)," kata Agusman dalam paparan di Jakarta, Senin (13/5/2024). Sementara itu, Non-Performing Financing (NPF) atau kerugian yang timbul dari paylater tercatat sebesar 3,15% (gross) dan 0,59% (netto).

“Kinerja dan pertumbuhan BNPL [paylater] yang dilakukan perusahaan pembiayaan ini akan terus meningkat seiring meningkatnya penggunaan teknologi yang bisa digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari secara online,” jelas Agusman.

Dengan capaian tersebut, ia menegaskan tidak terdapat indikasi perusahaan pembiayaan meninggalkan layanan paylater akibat industri perbankan telah berkecimpung pada skema pembiayaan ini.

“Jadi, tidak ada bukti-bukti perusahaan pembiayaan meninggalkan BNPL karena perbankan masuk di area itu,” tutup Agusman.

Sebelumnya ia juga melaporkan kinerja sektor PVML per Maret 2024. Pada bulan itu, piutang pembiayaan tumbuh menjadi 12,17% (yoy) yang pada bulan sebelumnya tumbuh 11,73% (yoy).

Dengan pertumbuhan itu, piutang pembiayaan sektor PVML tercatat menjadi Rp488,52 triliun. Ia menyebut, pertumbuhan yang terjadi didukung pembiayaan investasi yang meningkat signifikan menjadi 13,05% (yoy) yang pada bulan sebelumnya hanya sebesar 4,74% (yoy).

“Profil risiko Perusahaan Pembiayaan (PP) terjaga dengan rasio NPF net tercatat sebesar 0,70% dan NPF gross sebesar 2,30%. Gearing ratio PP turun tercatat sebesar 2,30 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” katanya.

Meskipun begitu, pembiayaan modal ventura di Maret 2024 mengalami penurunan sebesar -10,18%, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp16,79 triliun.

Sementara itu, peer to peer (p2p) lending atau fintech mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 21,85% pada Maret 2024, dengan nominal sebesar Rp62,17 triliun.

“Tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di posisi 2,94%,” pungkasnya.

(azr/ros)

No more pages