Logo Bloomberg Technoz

PTBA Bermanuver Atasi Kesenjangan Harga Batu Bara di RI

Dovana Hasiana
13 May 2024 09:20

Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)
Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengatakan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah selisih harga batu bara acuan (HBA) yang ditetapkan pemerintah dengan harga riil Indonesia Coal Price Index (ICI).

Sekadar catatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merevisi formula penghitungan HBA agar lebih mendekati harga riil di lapangan.

Harga ICI 3 dalam kesetaraan nilai kalor 5.000 kcal/kg GAR, total moisture hingga 30%, total sulphur 0,6%, dan ash 8%, atau batu bara kokas atau metalurgi (coking coal) saat ini berada pada level US$72,12/ton.

Namun, HBA yang setara dengan ICI 3 dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26%, total sulphur 0,66%, dan ash 7,94, atau batu bara kokas ditetapkan pada angka US$121,13/ton pada April 2024. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari harga ICI.

“Mitigasi harga acuan, sekarang sudah naik ya kalau tidak salah ICI-3 ada di US$80an something ya, ada selisih [dengan HBA]. Memang antara kami menjual dengan HBA yang diterbitkan pemerintah masih ada selisih,” ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail saat ditemui medio pekan lalu.

Aktivitas pengangkutan batu bara lewat jalur kereta api PT Bukit Asam Tbk (Dok PTBA.co.id)