Logo Bloomberg Technoz

Pakar Soal Prabowo Larang Oposisi Ganggu: Buruk bagi Demokrasi RI

Dovana Hasiana
11 May 2024 08:00

Pedagang menjajakan foto Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres di kawasan Pasar Baru, Jumat (26/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang menjajakan foto Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres di kawasan Pasar Baru, Jumat (26/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pernyataan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto yang meminta oposisi untuk tidak mengganggu pemerintahannya, dinilai sebagai sinyal peringatan (warning) kepada oposisi dan merupakan berita buruk bagi perkembangan demokrasi Indonesia ke depan. 

Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan, peringatan tersebut akan menyebabkan partai politik (parpol) tidak memiliki keinginan untuk menjadi oposisi. Jikapun menjadi lawan, partai oposisi bakal enggan bertindak kritis.  

“Saya kira pernyataan itu seperti warning bagi parpol yang mau memilih oposisi. Tentu saja itu berita buruk bagi perkembangan demokrasi ke depan,” ujar Lili kepada Bloomberg Technoz, Jumat (10/5/2024). 

“Dengan adanya warning tersebut bisa tidak mau partai memilih menjadi oposisi atau kalau ada partai oposisi tetapi tidak kritis.”

Namun, Lili mengatakan Prabowo tentu perlu meluruskan makna ‘mengganggu’ tersebut.