Meski dirasa sempat berhasil dengan program Minyakita untuk menahan kenaikan harga migor pada tahun 2022, karena menjadi alternatif minyak goreng dengan harga murah bagi masyarakat, akan tetapi peranan minyak kita menurut Roy juga tidak terlalu signifikan.
"Karena penyesuaian harga ketika itu lebih banyak dipengaruhi oleh penurunan mendadak harga bahan baku migor, yakni CPO, gara-gara pemerintah melarang ekspor CPO selama sebulan," tuturnya.
Oleh karena itu, pada akhirnya Minyakita menurutnya hanya menjadi proyek dagang Kementerian Perdagangan. "Karena itulah saat harga kembali naik saat ini, minyakita justru tak mampu lagi menahan dan harus dinaikan HET nya."
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengusulkan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Minyakita menjadi Rp15.000/liter, atau naik Rp1.000 dibandingkan dengan HET sebelumnya dibanderol Rp14.000/liter.
"Saya sih usulkan naik Rp1.000 [per liter] untuk kemasannya," kata Zulhas ketika ditemui awak media selepas kunjungan di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (6/5/2024).
Menurut Zulhas, usulan kenaikan HET Minyakita ini tengah senantiasa dilakukan diskusi untuk penyesuaian harga tersebut. "Sedang didiskusikan untuk disesuaikan," tegasnya.
Sebagai informasi, program Minyakita merupakan program minyak goreng yang melibatkan pengusaha yang diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 41 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Kemasan Rakyat yang berlaku mulai 8 Juli 2022.
Minyakita bertujuan untuk memberikan alternatif bagi para pelaku usaha dalam mendistribusikan minyak goreng untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri (domestic market obligation/DMO). Sebagai program distribusi DMO Minyakita dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000/liter, atau sama dengan HET minyak goreng curah.
(prc/lav)