Defisiensi modal ini ditopang oleh liabilitas yang tercatat menembus Rp14,02 triliun pada akhir 2023, naik 15% dari setahun sebelumnya. AirAsia Indonesia mencatatkan total aset Rp6,12 triliun pada akhir 2023, naik 14,19% dibandingkan setahun sebelumnya.
Dalam catatan mengenai kelangsungan usaha, AirAsia mengakui bahwa total liabilitas jangka pendek konsolidasiannya melampaui total aset lancar konsolidasiannya sebesar Rp8,25 triliun.
Manajemen juga mengatakan telah memiliki beberapa rencana untuk mengantisipasi dampak kerugian, di antaranya, melanjutkan langkah-langkah efisiensi biaya untuk pemulihan bisnis dan mampu menjaga keberlangsungan bisnis. Kemudian terus bekerja sama dengan Grup AirAsia untuk menegosiasikan kembali biaya dan merestrukturisasi liabilitas yang belum dibayar dengan vendor terutama dengan lessor pesawat, dan vendor penting lainnya.
Walaupun terdapat rencana-rencana tersebut di atas, masih terdapat ketidakpastian atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, yang sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya keuangan untuk memenuhi kewajiban Grup ketika jatuh tempo.
"Selain itu, perkembangan kondisi industri penerbangan serta dampaknya terhadap likuiditas dan pendapatan Grup di masa depan tidak dapat ditentukan. Oleh karena itu, terdapat suatu ketidakpastian material pada tanggal 31 Desember 2023 yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup dalam mempertahankan kelangsungan usahanya," tulis catatan dari manajemen.
(dba)