“Terlepas dari ekspektasi tersebut, penurunan harga saham baru-baru ini telah menghasilkan valuasi yang amat menarik sebesar 2,2x FY24E PBV, yaitu -0,3 SD dalam rata-rata 10 tahun,” papar Chen Lim dalam risetnya.
Mencermati kinerjanya, Bank BRI sejatinya masih berhasil mencatat kenaikan laba bersih 2,5% secara tahunan menjadi Rp15,9 triliun di sepanjang kuartal I-2024. Namun pencapaian tersebut hanya mencapai 23% dari perkiraan dan konsensus untuk tahun penuh 2024.
Meski demikian, profitabilitas Bank BRI terbilang tetap kuat karena laba operasional sebelum provisi (Pre-Provisioning Operating Profit/PPoP) tumbuh mencapai 22,2% yoy. Chen Lim menyebutkan.
Terutama didukung penuh oleh Net Interest Margin/NIM yang stabil di atas 7,8% dan peningkatan rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) sebesar 37,4% dari 48,0% di Kuartal I-2023.
“ROE tetap tinggi di angka 20,6% pada Kuartal I-204, dari sebelumnya 21,2% di Kuartal I-2023, efek langsung dari margin yang tangguh,” jelasnya.
BBRI dipandang lebih menarik sejalan dengan optimisme analis terhadap peningkatan NIM yang akan lebih lebih cepat dibandingkan dengan rekan-rekan perbankan Big Caps sejenis.
Pasalnya BBRI terus memperluas cakupan di daerah pedesaan (mikro). Restrukturisasi pinjaman kredit juga berhasil, yang turut mengurangi kebutuhan untuk menyisihkan provisi yang lebih tinggi. Transisi luar biasa yang berhasil ke pinjaman mikro non-subsidi, yang menawarkan hasil yang lebih potensial.
Dengan sentimen dan katalis tersebut semakin memperkuat peringkat Beli yang disematkan oleh Maybank Sekuritas dengan target harga Rp5.525/saham, atau setara potensi kenaikan 19% dari level harga saat ini.
Kemudian, Chen Lim secara singkat memproyeksikan pencapaian Earning Per Share (EPS) Bank BRI dapat mencapai angka Rp423 pada kinerja inti tahun penuh 2024, dan Rp472 pada 2025 mendatang. Dengan EPS Growth masing-masing sebesar 6,8% dan 11,6%.
Pada perdagangan Rabu siang ini pada 8 Mei 2024, saham BBRI tengah bergerak melemah 30 poin atau setara 0,6% menuju level Rp4.640/saham. Setelah ditransaksikan sebanyak 81.040 kali. Volume transaksi mencapai 454,4 juta saham, dengan nilai transaksi Rp2,1 triliun.
Adapun sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), saham BBRI dalam tren bearish dan mengalami pelemahan mencapai 18,9% YtD.
Rekomendasi Saham BBRI
Sebanyak 34 analis kompak merekomendasikan Buy, Beli saham BBRI berdasarkan konsensus Bloomberg. Sementara tidak ada satupun analis rekomendasikan hold, dan sell. Seluruhnya kompak menyematkan rating buy.
Konsensus Bloomberg menghasilkan target harga potensial Rp6.293/saham untuk 12 bulan ke depan.
Terbaru, Christopher Andre Benas, Analis BCA Sekuritas memberikan rekomendasi buy dengan target harga dapat mencapai Rp5.850/saham. Lebih optimis, Nicholas Santoso, Analis Verdhana Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp6.000/saham.
(fad/wep)