"Nilai tukar rupiah ketika kami mengambil keputusan di RDG (Rapat Dewan Gubernur) itu Rp 16.300/US$-an. Sekarang sekitar Rp 16.000/US$-an, dan kita upayakan akan turun di bawah Rp 16.000/US$," ungkapnya.
Menurut Perry, rupiah memang layak menguat karena ditopang faktor fundamental. Ada 4 alasan mengapa rupiah semestinya terapresiasi.
Pertama adalah menariknya imbal hasil investasi di Indonesia. Kedua, premi risiko yang menurun, dicerminkan dengan Credit Default Swap.
"CDS Indonesia tenor 5 tahun per 7 Mei turun dari 69.6, sebelumnya di atas 70," kata Perry.
Ketiga adalah prospek ekonomi domestik yang cerah. Keempat adalah komitmen bank sentral untuk stabilisasi nilia tukar rupiah.
(azr/dhf)
No more pages