Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Brand sepatu Bata telah lama hadir di Indonesia dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, seberapa banyak yang kita ketahui tentang asal-usul nama Bata ini?

Menurut catatan Bloomberg Technoz, sepatu Bata sebenarnya berasal dari perusahaan asing yang didirikan di Republik Ceko. Perusahaan ini dikenal dengan nama T&A Bata Shoe Company, yang berbasis di Zlin, Republik Ceko.

Nama 'T&A Bata' sendiri diambil dari nama para pendiri perusahaan tersebut, yaitu Tomáš, Anna, dan Antonín Baťa. Mereka adalah generasi kedelapan dari keluarga Bata yang telah lama terlibat dalam industri pembuatan sepatu.

Perjalanan Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1894, kakak-beradik Bata ini mendirikan pabrik sepatu Bata pertama mereka dengan hanya sepuluh pekerja. Namun, dalam waktu singkat, perusahaan ini berkembang pesat dan mulai mempekerjakan sekitar lima puluh orang.

Pada tahun 1897, Bata mulai menggunakan mesin pembuat sepatu pertama yang beroperasi dengan uap. Ini menjadikan Bata sebagai perusahaan pertama di Eropa yang berhasil memproduksi sepatu secara massal.

Pada tahun 1905, Bata telah menjadi produsen sepatu terbesar di Eropa, dengan mampu membuat sekitar 2.200 sepatu per hari. Perusahaan terus berkembang pesat dan akhirnya mempekerjakan sekitar 600 orang.

Kehadiran Bata di Indonesia

Di Indonesia, penjualan sepatu Bata diawali dengan pendirian pabrik oleh PT Sepatu Bata Tbk pada tahun 1939. Perusahaan ini awalnya menjalin kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.

Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah sebagai perusahaan asing, yang hanya diizinkan menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, mulai 1 Januari 1978, Bata mendapatkan izin dagang sebagai perusahaan nasional Indonesia.

Perkembangan dan Tantangan

Meskipun telah menjalani perjalanan panjang dan sukses dalam bisnisnya di Indonesia, nama Bata kini mengalami tantangan. Beberapa operasi perusahaan telah ditutup, dan jumlah karyawan yang di-PHK juga meningkat.

Terakhir, perhatian terhadap Bata meningkat setelah penutupan pabrik di Purwakarta, Jawa Barat, yang menyebabkan PHK massal terhadap 233 karyawan.

Dari sejarah dan perkembangan perusahaan sepatu Bata, kita dapat melihat bagaimana sebuah brand asing dapat tumbuh dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, tantangan dan perubahan dalam industri selalu menjadi bagian dari perjalanan bisnis, dan Bata harus terus beradaptasi untuk tetap relevan dan berhasil di pasar yang terus berubah.

(red/spt)

No more pages