"Naiknya suku bunga [membuat masyarakat] harus membayar lebih tinggi kan angsurannya, ada perubahan angsuran [kredit]. Nah daripada kehilangan rumah, kehilangan mobil, kehilangan motor, mendingan konsumsinya yang dikurangi," jelas Roy.
Meski begitu, Roy meyakini bahwa indeks keyakinan konsumen atau IKK akan tetap terjaga, terlebih dengan melihat capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024, yang menurut Roy tertinggi pascapandemi Covid-19, yakni mencapai 4,91% yoy.
Pertumbuhan yang baik pada kuartal I-2024 in, kata Roy, juga turut didukung oleh adanya momentum pemilihan umum pada Februari. Saat itu, kucuran belanja untuk kebutuhan kampanye kandidat pemilu nyatanya turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Dengan demikain, Roy memperkirakan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 masih akan tumbuh di rentang 3,8%—4% yoy, berbanding lurus dengan berakhirnya periode puncak konsumsi masyarakat.
"Pertumbuhan ritel di kuartal II maka otomatis di ritel akan turun 4%—5%, jadi lebih tipis marginnya," tuturnya.
(prc/wdh)