Selain faktor technical rebound, kenaikan harga CPO juga disebabkan oleh reli harga minyak nabati pesaingnya. Harga minyak kedelai melonjak karena kekhawatiran terhadap prospek panen di Brasil, yang sedang dilanda bencana banjir.
Saat harga minyak kedelai makin mahal, maka CPO akan menjadi pilihan. Sebab, dua komoditas ini memang saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO belum bisa lepas dari zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34,29. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 15,36. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga CPO masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di MYR 4.065/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.082/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat adalah MYR 3.898/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke arah MYR 3.864/ton.
(aji)