Rupiah dan Valuta Asia Kompak Melemah Pasca Sinyal Baru The Fed
Tim Riset Bloomberg Technoz
08 May 2024 09:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah membuka perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2024) di pasar spot, melemah lagi ke kisaran Rp16.089/US$, melemah 0,26% dibanding level penutupan kemarin.
Rupiah tertekan bersama-sama dengan mata uang Asia lain di mana won Korea Selatan menjadi yang terlemah sejauh ini, turun nilainya 0,33%, lalu dolar Taiwan, baht Thailand juga rupiah sama-sama tergerus 0,26%. Peso Filipina dan ringgit Malaysia juga terkikis nilainya 0,27% dan 0,18%.
Pelemahan rupiah dan mata uang Asia lain ditengarai akibat sentimen pasar global yang kembali bergeser negatif sejurus dengan pernyataan bernada agak hawkish dari Gubernur Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari semalam. Ia mengatakan, The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga di level saat ini untuk jangka waktu lebih lama sampai diyakini inflasi bergerak di jalur yang tepat ke target 2%.
“Skenario yang paling mungkin adalah kita duduk di sini untuk jangka waktu yang lama,” kata Kashkari dalam Konferensi Global Milken Institute, seperti dilansir dari Bloomberg News.
“Jika inflasi mulai turun kembali atau kita melihat beberapa pelemahan nyata di pasar tenaga kerja maka hal itu mungkin menyebabkan kita menurunkan suku bunga. Atau jika pada akhirnya kami yakin bahwa inflasi sudah tertanam atau mengakar sekarang pada angka 3% dan kami perlu naik [menaikkan bunga lebih tinggi], kita akan melakukan itu jika diperlukan,” kata Kashkari. Indeks dolar AS masih bergerak lebih tinggi di kisaran 105,54.
Secara teknikal, target koreksi di level Rp16.060/US$ yang merupakan support terdekat sebelum break support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.100/US$-Rp16.150/US$.
Apabila kembali jebol, rupiah berpotensi melemah makin rendah menuju level Rp16.200/US$. Sebaliknya, bila rupiah menguat, level resistance menarik dicermati pada level Rp16.020/US$ dan selanjutnya Rp16.000/US$. Dalam jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan lanjutan ke level Rp15.950/US$.
Bank Indonesia (BI) dijadwalkan akan mengumumkan posisi cadangan devisa April pada hari ini. Melihat tekanan yang dihadapi oleh rupiah selama April hingga tergerus 2,55%, menjebol level terlemah 4 tahun terakhir di Rp16.260/US$, nilai cadangan devisa Indonesia bulan lalu berpotensi terkuras cukup dalam setelah pada Maret telah anjlok sampai US$3,6 miliar.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga dijadwalkan menggelar konferensi pers untuk memberikan review atas perkembangan ekonomi saat ini pada siang nanti pukul 14.00 WIB.