"Cadev [cadangan devisa] kemungkinan turun pada April akibat intervensi dalam rangka stabilisasi rupiah, pembayaran utang, dan pembayaran dividen," kata David.
David mengatakan pada Maret 2024 cadangan devisa turun dari US$144 miliar menjadi US$140,4 miliar. Meski demikian, menurut dia, tidak terdapat data yang merinci besaran yang dimanfaatkan bank sentral untuk masing-masing pos.
"Di Maret 2024, cadangan devisa turun dari US$144 miliar ke US$140 miliar tapi tidak semuanya untuk intervensi. Data persisnya tidak diterbitkan," kata David.
Seperti diketahui, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret berkurang US$3,65 miliar, penurunan bulanan terbesar sejak Mei 2023. Posisi cadev RI kini ada di US$140,4 miliar, menjadi yang terendah dalam empat bulan terakhir.
BI menjelaskan, penurunan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono, Jumat (5/4/2024).
Sebagai tambahan, pada April nilai tukar rupiah sempat menembus level terlemahnya dalam 4 tahun terakhir, yakni Rp16.260/US$. Dengan begitu, BI melakukan intervensi di pasar spot maupun pasar forward domestik (DNDF) juga pasar surat berharga negara (SBN).
(azr/lav)