Keputusan itu memang tak langsung membawa rupiah menguat lagi di bawah Rp16.000/US$. Namun, tekanan jual terlihat mulai mereda dengan kembalinya asing membeli SBN ketika yield sudah di atas 7%.
"Bahkan sempat ada "inversion" di forward curve di mana rate rupiah di NDF Singapura lebih kuat dibandingkan rate spot di Jakarta," kata Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.
Selain itu, terjadi penarikan dolar AS dari instrumen FX swaps yang juga menambah cadangan devisa BI. Dana asing juga kembali masuk di pasar SBN ketika yield SBN 10Y melesat di atas 7%. Dengan lanskap itu, "Perhitungan kami, nilai cadev pada April akan turun ke kisaran US$137 miliar hingga US$139 miliar," kata Satria.
Posisi cadev Maret sudah tergerus ke US$140,4 miliar. Bila prediksi itu tepat, maka selama April, penurunan cadev berkisar US$1,4 miliar hingga US$3,4 miliar, lebih rendah ketimbang Maret yang terkuras hingga US$3,6 miliar.
Sementara bila menghitung sejak awal tahun, maka ada potensi cadev telah terkuras hingga US$9,4 miliar. Itu akan menjadi rekor periode penurunan terpanjang, empat bulan berturut-turut, setidaknya sejak pandemi Covid-19 ketika nilai cadangan devisa anjlok sampai US$9,47 miliar hanya dalam sebulan pada Maret 2020.
Sementara prediksi Mega Capital Sekuritas, nilai cadev April kemungkinan turun antara US$3 miliar hingga US$4 miliar karena terkuras intervensi rupiah. "Ada kemungkinan lebih besar ketimbang [penurunan] Maret," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas.
BI dijadwalkan akan mengumumkan data cadangan devisa April pada esok hari pukul 10.00 WIB. Pada siang hari pukul 14.00 WIB, Gubernur BI Perry Warjiyo juga dijadwalkan akan menggelar konferensi pers tentang perkembangan ekonomi terkini.
Ada dugaan, anjloknya nilai cadangan devisa pada April serta masih bertahannya rupiah melemah di atas Rp16.000/US$ mendorong bank sentral memberikan penegasan sinyal agar pasar tidak gelisah.
Meski sejatinya saat ini di pasar SBN sudah berlangsung momentum bullish yang berhasil menurunkan yield SBN 10Y di bawah 7%. Sedangkan arus keluar modal asing di pasar saham masih berlangsung dengan IHSG kemarin ditutup turun di 7.123,61.
Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Perry menyebut, keputusan menaikkan BI rate ke 6,25% pada 24 April lalu telah berhasil menarik lagi dana asing masuk. Pada 3 Mei lalu, asing mencatat pembelian SBN terbesar US$236,3 juta, nilai pembelian sehari terbesar sejak November 2023.
Namun, rupiah masih terkapar di atas Rp16.000/US$. BI memprediksi, rupiah baru bergerak menguat di bawah Rp16.000/US$ pada kuartal IV-2024.
(rui)