Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPBN) Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melaporkan hasil paruh waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sekaligus penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2025-20245 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diketahui kick off  RPJPN rencananya akan dilakukan pada bulan depan oleh Presiden Jokowi.

RPJPN 2025-2045 akan menjadi peta jalan pembangunan dalam 20 tahun ke depan. Oleh karena itu kata Suharso, RPJP ini dibutuhkan khususnya bagi para calon pemimpin baik calon presiden, calon wakil presiden juga calon kepala daerah.

"2025 ke 2045 diperlukan sebuah transformasi jadi bukan reform lagi tapi transform. Dan transform ini dimaksudkan untuk sedemikian rupa mendorong pembangunan Indonesia dan mencapai visi Indonesia Emas 2045," kata Suharso Monoarfa di kantor presiden sebagaimana disiarkan kanal Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023).

Strategi besar dalam RPJPN yakni transformasi sosial ekonomi dan tata kelola. Bappenas menyatakan di dalam desain juga akan ada stabilitas politik hukum, keamanan dan pertahanan, ketahanan sosial budaya, lingkungan dan kemudian pembangunan wilayah yang berkeadilan. Selain itu pembangunan infrastruktur yang diteruskan pula kesinambungannya. Hal-hal ini yang disampaikan Suharso kepada Jokowi.

Dia mengatakan dalam penyusunan RPJP juga melalui review capaian pembangunan dua dekade sebelumnya. Selain itu tren global juga diperhitungkan.

"Kami sudah sampaikan kerangka berpikirnya yang akan menjadi naskah akademik RPJP Nasional dan jadi panduan komponen bangsa mewujudkan Indonesia 2045 jadi pedoman bagi capres, cawapres dan calon kepala daerah 2025-2029," kata dia.

Adapun Visi 2045 yang sudah disetujui kalimatnya adalah "Negara Maritim yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan". Kerangka berpikirnya sudah disampaikan ke Jokowi yang akan menjadi naskah akademik RPJPN.

Suharso dalam kesempatan itu melanjutkan bahwa dalam skenario disusun Bappenas, Indonesia harus mencapai pertumbuhan 6% agar mampu keluar dari jebakan graduasi middle income trap. Selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 20 tahun ini rerata 4,01% walau berhasil mencapai di atas 5% tahun lalu. 

"Karena kita sudah 30 tahun di middle income trap," lanjutnya.

Indonesia kata dia sulit keluar dari middle income trap dan  productivity labor yang belum bisa bersaing dan cenderung rendah bila dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Selain itu masih terdapat ketimpangan per kapita antarprovinsi. 

"Maka kita harus mampu mengambil langkah ke depan menghindari middle income trap dan memanfaatkan bonus demografi karena negara-negara lain biasanya bonus demografi dimanfaatkan sebesar-besarnya," ujar Suharso.

(ezr)

No more pages