Kerugian itu, tak lain juga disebabkan oleh penjualan neto yang menyusut menjadi sebesar Rp609,6 miliar dari sebelumnya, Rp643,4 miliar.
Bukan hanya 2023, BATA sendiri tercatat telah membukukan kerugian sejak 2020.
Pada tahun tersebut, BATA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp177,7 miliar. Rugi membengkak hampir 6 kali lipat dari tahu sebelumnya yang sebesar Rp23,4 miliar.
Kemudian, pada 2021, meski menurun, BATA tetap masih mencatatkan kerugian bersih sebanyak Rp51,2 miliar. Lalu, pada 2022, rugi BATA kembali membengkak 106,85% menjadi Rp105,9 miliar.
(ibn/dhf)
No more pages